Aku Berfikir, Maka Aku Ada

Sunday, November 6, 2016

TES DAN PRINSIP DALAM EVALUASI PEMBELAJARAN PAI


TES DAN PRINSIP DALAM EVALUASI PEMBELAJARAN PAI
BAB I
Pendahuluan
A.      Latar belakang
Di dalam mengajar nantinya seorang guru dituntut untuk bisa memberikan pendidikan yang terbaik sehingga dapat mencapai tujuan pendidikan yang diinginkan.
Evaluasi pendidikan merupakan salah satu bagian dari kegiatan yang dilakukan oleh seorang guru untuk mendukung tercapainya tujuan pendidikan tersebut. Dan diantara evaluasi yang dilakukan oleh guru yaitu evaluasi hasil belajar, dimana evaluasi ini dilakukan untuk mengukur sejauh mana pengetahuan dan keterampilan siswa setelah menerima materi dan arahan dari seorang guru.
Evaluasi hasil belajar ini sangatlah penting dimana seorang guru harus benar-benar obyektif dan profesional dalam melaksanakannya, karena disini seorang guru akan memutuskan berhasil tidaknya seorang murid.
Oleh karena itu, dalam makalah ini kami akan membahas tentang “Prinsip-prinsip evaluasi pembelajaran serta syarat perencanaan dan penyusunan tes dalam evaluasi pembelajaran”. Yang mana dua hal ini akan akan memberikan pemasukan bagi seorang guru untuk mengetahui perkembangan kemampuan murid dan juga membantu guru dalam hal tercapainya tujuan pembelajaran.
B.       Rumusan masalah
1.        Apa yang dimaksud tes dalam evaluasi pembelajaran?
2.        Bagaimana proses perencanaan dan penyusunan tes yangbaik dalam evaluasi pembelajaran?
3.        Apa saja prinsip dalam evaluasi pembelajaran?
C.      Tujuan pembahasan
1.        Agar mengetahui makna dari tes dalam evaluasi pembelajaran
2.        Agar mengetahui perencanaan dan penyusunan tes yang baik dalam evaluasi pembelajaran
3.        Agar mengetahui prinsip dalam evaluasi pembelajaran
BAB II
PEMBAHASAN
A.      Tes dalam evaluasi pemblajaran
1.        Pengertian tes dalam evaluasi pembelajaran
Tes merupakan alat atau prosedur yang  digunakan untuk mengetahui atau mengukur sesuatu, dengan cara dan aturan-aturan yang sudah ditentukan. Untuk mengerjakan tes ini tergantung dari petunjuk atau prosedur yang diberikan, misalnya melingkari salah satu huruf di depan pilihan jawaban dan sebagainya.[1] Dengan demikian, jika tes dihubungkan dengan evaluasi pembelajaran, maka tes tersebut sebagai alat penilaian. Pertanyaan-pertanyaan atau evaluasi yang diberikan kepada siswa dijawab bisa dalam bentuk lisan (tes lisan), bentuk tulisan (tes tulisan) atau dalam bentuk perbuatan (tes tindakan). Oleh karena itu diperlukan keterampilan guru dalam kegiatan evaluasi pembelajaran tersebut.
Evaluasi secara bahasa berasal dari bahasa inggris Evaluation yang berarti penilaian atau penaksiran. Sedangkan menurut istilah para pakar kependidikan berbagai macam redaksi.[2] Namun pada intinya evaluasi dari sudut pandang pembelajaran adalah sesuatu  proses  kegiatan  yang  terencana  dan  sistematis untuk menilai suatu objek belajar berdasarkan pertimbangan dan kriteria pembelajaran.
Jadi jika disimpulkan tes dalam evaluasi pembelajaran adalah suatu proses atau kegiatan yang sistematis, berkelanjutan dan menyeluruh dalam rangka pengendalian, penjaminan dan penetapan kualitas (nilai atau arti) berbagai komponen pembelajaran berdasarkan pertimbangan dan kriteria tertentu sebagai bentuk pertanggungjawaban guru dalam melaksanakan pembelajaran. Yang mana hal ini dilakukan dengan cara tes. Baik berupa tulisan, lisan atau tindakan.
2.        Syarat perencanaan tes dalam evaluasi pembelajaran
Sebelum evaluasi hasil belajar dilaksanakan, harus disusun terlebih dahulu perencanaannya secara baik dan matang.  Perencanaan evaluasi hasil belajar itu umumnya mencakup 6 jenis kegiatan, yaitu:[3]
a.        Merumuskan tujuan pelaksanaan evaluasi
Perumusan tujuan evaluasi sangatlah penting, karena tanpa tujuan yang jelas maka evaluasi hasil belajar akan berjalan tanpa arah.
b.        Menetapkan aspek aspek yang akan dievaluasi
Misalnya aspek kognitif, afektif ataukah psikomotor.
c.         Memilih dan menentukan teknik apakah yang akan digunakan dalam pelaksanaan evaluasi.
Misalnya dengan menggunakan teknis tes atau nontes.
d.        Menyusun alat alat pengukur yang akan dipergunakan dalam pengukuran dan penilaian hasil belajar peserta didik. Dalam hal ini mencakup menentukan tolak ukur, norma atau kriteria yang akan dijadikan  pegangan atau patokan dalam memberikan interpretasi terhadap data hasil evaluasi
e.         Menentukan frekuensi dari kegiatan evaluasi hasil belajar itu sendiri (kapan dan berapa kali evaluasi akan dilaksanakan).
Dalam merencanakan tes evaluasi pembelajaran, hendaklah memenuhi persyaratan tes yang baik, yaitu:[4]
a.         Validitas
Sebuah data dikatakan valid apabila sesuai dengan kenyataan yang sebenarnya, dapat memberikan gambaran tentang data secara benar sesuai dengan kenyataan atau keadaan yang sesungguhnya. Dalam suatu perencanaan tes harus ada validitas karena jika tesnya tidak valid maka nilai dari suatu tes tidak akan sempurna.
b.        Reliabilitas
Kata reliabilitas berasal dari bahasa inggris reliability yang berasal dari kata reliable yang artinya dapat dipercaya. Suatu tes bisa dikatakan dapat dipercaya jika memberikan hasil yang tetap apabila diteskan beberapa kali akan menunjukkan ketetapan.
c.         Objektivitas
Obyektivitas dapat diartikan sebagai tidak adanya unsur pribadi yang mempengaruhi terutama dalam kegiatan penskoran atau sistem skoringnya.
Apabila dikaitkan dengan reliabilitas maka objektivitas menekankan ketetapan pada sistem skoring, sedangkan reliabilitas menekankan ketetapan dalam hasil tes.
d.        Praktikabilitas (practicability)
Sebuah tes dikatakan memiliki praktikability yang tinggi, apabila tes tersebut bersifat praktis serta mudah dalam pengadministrasiannya.
Tes yang praktis adalah tes yang:
·           Mudah dilaksanakan
Misalnya tidak menuntut peralatan yang banyak an memberi kebebasan kepada siswa untuk mengerjakan terlebih dahulu bagian yang dianggap mudah oleh siswa.
·           Mudah pemeriksaannya
Maksudnya bahwa tes itu dilengkapi dengan kunci jawaban maupun pedoman skoringnya. Sehingga dengan mudah guru bisa mengetahui frekuensi keberhasilan atau kegagalan tes tersebut.
·           Dilengkapi dengan petunjuk-petunjuk yang jelas sehingga dapat dipahami oleh orang lain
Jika dalam tes terdapat suatu hal yang perlu dijelaskan, maka harus dijelaskan dengan jelas.
e.         Ekonomis
Yang dimaksud ekonomis disini adalah bahwa pelaksanaan tes tersebut tidak membutuhkan biaya yang mahal, tenaga yang banyak, dan waktu yang lama.
Sementara itu, terdapat persyaratan-persyaratan lain yang juga berpengaruh dalam perencanaan evaluasi pembelajaran  diantaranya adalah sebagai berikut:[5]
ü  Memiliki tujuan yang jelas
ü  Bersifat sederhana (dalam artian tidak muluk-muluk sehingga tidak sulit dalam pelaksanaannya)
ü  Memuat analisis-analisis terhadap pekerjaan yang dikerjakan.
ü  Bersifat fleksibel (dalam arti dapat berubah sesuai dengan kondisi dan perkembangan yang ada)
ü  Memiliki keseimbangan antara tes dengan materi yang diajarkan
ü  Memiliki kesan bahwa segala sesuatu itu telah ada dan supaya dimanfaatkan dengan sebaik-baiknya secara efektif.
Adanya beberapa persyaratan diatas, berfungsi sebagai tolak ukur yang dapat dijadikan patokan dalam pengadaan tes. Agar tes tersebut menguntungkan kedua pihak.
Sehingga dapat disimpulkan syarat dalam perencanaan tes dalam evaluasi pembelajaran adalah validitas, reliabilitas, objektivitas, praktisibilitas, dan ekonomis. Dan juga Memiliki tujuan yang jelas, bersifat sederhana, memuat analisis-analisis terhadap pekerjaan yang dikerjakan, bersifat fleksibel, memiliki keseimbangan, memiliki kesan bahwa segala sesuatu itu telah tersedia sehingga dapat digunakan secara efektif dan berdaya guna serta memuat aspek yang ingin dicapai, teknik yang akan digunakan, alat pengukur kecapaian siawa, tolak ukur yang dijadikan patokan dan juga frekuensi pengadaan tes.
3.        Syarat penyusunan tes dalam evaluasi pembelajaran
Dalam penyusunan sebuah tes terdapat beberapa prinsip yang perlu dicermati agar tes tersebut dapat mengukur tujuan instruksional khusus untuk mata pelajaran yang telah diajarkan atau mengukur kemampuan dan keterampilan peserta didik yang diharapkan setelah mereka menyelesaikan suatu unit pengajaran tertentu. Diantara prinsip yang harus dicermati adalah:[6]
a.         Tes hasil belajar harus dapat mengukur secara jelas hasil belajar yang telah ditetapkan sesuai dengan tujuan instruksional.
b.        Butir-butir soal tes harus merupakan sampel yang representatif  dari populasi bahan pelajaran yang telah diajarkan.
c.         Bentuk soal tes harus di buat bervariasi, sehingga betul-betul cocok untuk mengukur hasil belajar yang diinginkan sesuai dengan tujuan tes itu sendiri.
d.        Tes hasil belajar harus di desain dengan kegunaannya untuk memperoleh hasil yang diinginkan.
e.         Tes harus memiliki reliabilitas yang dapat diandalkan.
f.         Tes harus dapat dijadikan alat ukur keberhasilan belajar siswa, juga harus dapat dijadikan alat untuk mencari informasi yang berguna untuk memperbaiki cara belajar siswa dan cara mengajar guru itu sendiri.
Selanjutnya untuk melakukan tes diperlukan langkah-langkah sebagai berikut:
a.         Menentukan / merumuskan tujuan tes
b.        Mengidentifikasi hasil-hasil belajar (learning outcomes) yang akan diukur dengan tes itu.
c.         Menentukan / menandai hasil-hasil belajar yang spesifik, yang merupakan tingkah laku yang dapat diamati.
d.        Merinci pelajaran / bahan ajar yang akan diukur dengan tes tersabut.
e.         Menyiapkan tabel spesifikasi untuk hasil dari tes yang diadakan.
Dalam penyusunan sebuah tes, seorang guru perlu memikirkan tipe dan fungsi tes yang akan disusunnya sehingga selanjutnya ia dapat menentukan bagaimana karakteristik soal yang akan dibuatnya.[7]
 Sehingga dapat disimpulkan bahwa dalam penyusunan sebuah tas perlu diperhatikan tes hasil belajar harus dapat mengukur secara jelas hasil belajar, butir-butir soal tes harus merupakan sampel yang representatif  dari populasi bahan pelajaran yang telah diajarkan, bentuk soal tes harus di buat bervariasi, tes hasil belajar harus di desain dengan kegunaannya, tes harus memiliki reliabilitas yang dapat diandalkan, tes disamping harus dapat dijadikan alat ukur keberhasilan belajar siswa, juga harus dapat dijadikan alat untuk mencari informasi yang berguna untuk memperbaiki cara belajar siswa dan cara mengajar guru itu sendiri.
B.       Prinsip-prinsip evaluasi pembelajaran
Kegiatan penilaian (evaluasi), merupakan bagian tak terpisahkan dari aktivitas pengajaran secara keseluruhan. Sebagai konsekuensinya, guru sebagai pelaksana pengajaran di kelas perlu memiliki kemampuan yang memadai tentang hal-hal yang berkaitan dengan penilaian.
Untuk dapat melakukan pengukuran dan penilaian secara efektif diperlukan latihan dan penguasaan teori-teori yang relevan dengan tujuan dari proses belajar mengajar sebagai bagian yang tidak terlepas dari kegiatan pendidkan sebagai suatu system. Sehubungan dengan itu, dalam uraian berikut akan dibicarakan beberapa prisip penilaian dari berbagai sumber yang perlu diperhatikan sebagai dasar dalam pelaksanaan penilaian.[8]
·           Prinsip-prinsip Penilaian dalam buku “Pedoman Penilaian Hasil Belajar Sekolah Dasar” (dalamhttp://listianahome.blogspot.com/2015/04/prinsip-prinsip-evaluasi-pembelajaran.html, diakses 23 September 2016). Dalam pelaksanaan penilaian, guru perlu memperhatikan prinsip-prinsip penilaian sebagai berikut:
1.        Valid
Penilaian pembelajaran oleh pendidik harus mengukur pencapaian kompetensi yang ditetapkan dalam standar isi (standar kompetensi dan kompetensi dasar)
2.        Edukatif
Penilaian dilakukan untuk memotivasi siswa dalam mencapai kompetensi yang ditetapkan dalam standar isi dan standar kompetensi.
3.        Objektif
Penilaian dilakukan untuk mengukur prestasi siswa yang sesungguhnya sesuai dengan kompetensi yang dibelajarkan. Penilaian hendaknya tidak dipengaruhi oleh perbedaan latar belakang agama, sosial-ekonomi, budaya, gender, dan hubungan emosional.
4.        Transparan
Kriteria penilaian bersifat terbuka bagi semua pihak yang berkepentingan
5.        Berkesinambungan
Penilaian dilakukan secara berencana, bertahap, dan terus menerus untuk memperoleh gambaran yang lengkap tentang perkembangan belajar siswa.
6.        Menyeluruh
Penilaian dilakukan dengan berbagai cara (teknik dan prosedur) untuk memperoleh informasi yang utuh dan lengkap tentang perkembangan belajar siswa, baik yang mencakup aspek kognitif, afektif, dan psikomotor.
7.        Kooperatif
Dalam melaksanakan evaluasi pembelajaran, juga harus bekerja sama dengan semua pihak yang terlibat dalam kegiatan evaluasi. Pihak-pihak tersebut bisa guru, petugas bimbingan, orang tua, wali kelas, tenaga administrasi, kepala sekolah, atau bahkan siswa sendiri.[9]
·           Prinsip-prinsip Evaluasi menurut Rubiyanto, Rubini, dan Sri Hartini. Menurut ketiganya evaluasi memiliki beberapa prinsip, di antaranya adalah sebagai berikut:[10]
1.        Prinsip totalitas, keseluruhan atau komprehensif
Evaluasi hasil belajar harus dilakukan untuk menggambarkan perkembangan atau perubahan tingkah laku peserta didik secara menyeluruh. Artinya, evaluasi mempu mengungkapkan aspek kognitif, afektif, dan psikomotor.
2.        Prinsip kesinambungan
Evaluasi yang baik dilakukan secara teratur, berkesinambungan dari waktu ke waktu, terencana dan terjadwal. Evaluasi yang demikian akan menggambarkan perkembangan peserta didik dari waktu ke waktu.
3.        Prinsip Obejtivitas
Evaluasi yang baik harus terlepas dari kepentingan subyek. Hasil evaluasi tersebut harus menggambarkan kondisi peserta didik secara obyektif.
Jadi kesimpulan dari semua pendapat diatas mengenai prinsip-prinsip evaluasi bahwa pada hakikatnya dalam melakukan proses penilaian (evaluasi) guru harus memperhatikan prinsip-prinsip penilaian agar tujuan penilaian dapat tercapai dengan baik. Prinsip-prinsip penilaian itu antara lain: objektif, transparan, berkesinambungan, dan menyeluruh.






















BAB III
PENUTUP
A.      Kesimpulan
Tes dalam evaluasi pembelajaran adalah suatu proses atau kegiatan yang sistematis, berkelanjutan dan menyeluruh dalam rangka pengendalian, penjaminan dan penetapan kualitas (nilai atau arti) berbagai komponen pembelajaran berdasarkan pertimbangan dan kriteria tertentu sebagai bentuk pertanggungjawaban guru dalam melaksanakan pembelajaran. Yang mana hal ini dilakukan dengan cara tes. Baik berupa tulisan, lisan atau tindakan. Dan untuk menjadi tes berhasil dalam suatu evaluasi pembelajaran, maka sebuah tes tersebut harus mengikuti syarat perencanaan dan penyusunan tes yang baik dalam serta prinsip-prinsip evaluasi pembelajaran.

Daftar pustaka
t,n, (diakses 23 September 2016). “MAKALAH SYARAT PENYUSUNAN DAN PENYUSUNAN TES EVALUASI PEMBELAJARAN PAI, http://www.bebenet.web.id/2013/03/makalah-syarat-perencanaan-dan.html
Wijayanti. Lusi. (diakses 23 September 2016) “SISITEM EVALUASI PEMBELAJARA”, http://lusywijayanti.blogspot.com/2015/10/sistem-evaluasi-pembelajaran-tes.html
Zamri. (diakses 23 September 2016) “EVALUASI PEMBELAJARAN”, http://pendidikcerdik.blogspot.com/ (diakses 23 September 2016)
Dewi. Listiana (diakses 23 September 2016). “PRINSIP-PRINSIP EVALUASI PEMBELAJARAN”, http://listianahome.blogspot.com/2015/04/prinsip-prinsip-evaluasi-pembelajaran.html
Nur Kholifah. Dian. (diakses 23 September 2016).  ”PRINSIP-PRINSIP EVALUASI PEMBELAJARAN” http://diahnur17.blogspot.com/2011/12/prinsip-prinsip-evaluasi-pembelajaran.html




[1] t,n, “MAKALAH SYARAT PENYUSUNAN DAN PENYUSUNAN TES EVALUASI PEMBELAJARAN PAI, http://www.bebenet.web.id/2013/03/makalah-syarat-perencanaan-dan.html (diakses 23 September 2016); Lusi, Wijayanti, “SISITEM EVALUASI PEMBELAJARA”, http://lusywijayanti.blogspot.com/2015/10/sistem-evaluasi-pembelajaran-tes.html (diakses 23 September 2016)
[2] Zamri, “EVALUASI PEMBELAJARAN”, http://pendidikcerdik.blogspot.com/ (diakses 23 September 2016)
[3] Lusi, Wijayanti, “SISITEM EVALUASI PEMBELAJARA”, http://lusywijayanti.blogspot.com/2015/10/sistem-evaluasi-pembelajaran-tes.html (diakses 23 September 2016); t,n, “MAKALAH SYARAT PENYUSUNAN DAN PENYUSUNAN TES EVALUASI PEMBELAJARAN PAI, http://www.bebenet.web.id/2013/03/makalah-syarat-perencanaan-dan.html (diakses 23 September 2016)
[4] t,n, “MAKALAH SYARAT PENYUSUNAN DAN PENYUSUNAN TES EVALUASI PEMBELAJARAN PAI, http://www.bebenet.web.id/2013/03/makalah-syarat-perencanaan-dan.html (diakses 23 September 2016); Lusi, Wijayanti, “SISITEM EVALUASI PEMBELAJARA”, http://lusywijayanti.blogspot.com/2015/10/sistem-evaluasi-pembelajaran-tes.html (diakses 23 September 2016)
[5] Lusi, Wijayanti, “SISITEM EVALUASI PEMBELAJARA”, http://lusywijayanti.blogspot.com/2015/10/sistem-evaluasi-pembelajaran-tes.html (diakses 23 September 2016); t,n, “MAKALAH SYARAT PENYUSUNAN DAN PENYUSUNAN TES EVALUASI PEMBELAJARAN PAI, http://www.bebenet.web.id/2013/03/makalah-syarat-perencanaan-dan.html (diakses 23 September 2016)
[6] t,n, “MAKALAH SYARAT PENYUSUNAN DAN PENYUSUNAN TES EVALUASI PEMBELAJARAN PAI, http://www.bebenet.web.id/2013/03/makalah-syarat-perencanaan-dan.html (diakses 23 September 2016); Lusi, Wijayanti, “SISITEM EVALUASI PEMBELAJARA”, http://lusywijayanti.blogspot.com/2015/10/sistem-evaluasi-pembelajaran-tes.html (diakses 23 September 2016)
[7] Lusi, Wijayanti, “SISITEM EVALUASI PEMBELAJARA”, http://lusywijayanti.blogspot.com/2015/10/sistem-evaluasi-pembelajaran-tes.html (diakses 23 September 2016); t,n, “MAKALAH SYARAT PENYUSUNAN DAN PENYUSUNAN TES EVALUASI PEMBELAJARAN PAI, http://www.bebenet.web.id/2013/03/makalah-syarat-perencanaan-dan.html (diakses 23 September 2016)
[8] Listiana dewi, “PRINSIP-PRINSIP EVALUASI PEMBELAJARAN”, http://listianahome.blogspot.com/2015/04/prinsip-prinsip-evaluasi-pembelajaran.html (diakses 23 September 2016)
[9] Dian Nur Kholifah, ”PRINSIP-PRINSIP EVALUASI PEMBELAJARAN”, http://diahnur17.blogspot.com/2011/12/prinsip-prinsip-evaluasi-pembelajaran.html (diakses 23 September 2016)
[10] Dian Nur Kholifah, ”PRINSIP-PRINSIP EVALUASI PEMBELAJARAN”, http://diahnur17.blogspot.com/2011/12/prinsip-prinsip-evaluasi-pembelajaran.html (diakses 23 September 2016)

0 komentar:

Post a Comment