Aku Berfikir, Maka Aku Ada

Sunday, November 6, 2016

Perencanaan Alat-alat Sistem Evaluasi Pembelajaran PAI


Perencanaan Alat-alat Sistem Evaluasi Pembelajaran PAI
BAB I
PENDAHULUAN
A.    Latar Belakang
Pendidikan merupakan salah satu sarana peningkat kualitas hidup manusia. Lembaga pendidikan, sekolah misalnya memegang peranan yang cukup penting dalam proses pendidikan. Guru sebagai pelaksana pendidikan juga berperan sebagai pendidik sekaligus fasilitator yang mengarahkan siswanya untuk mencapai tujuan pendidikan.
Merencanakan tes merupakan salah satu langkah yang tidak boleh ditinggalkan dalam perencanaan dan desain pembelajaran. Melalui evaluasi yang tepat bukan saja kita dapat menentukan keberhasilan siswa mencapai tujuan pembelajaran, akan tetapi juga sekaligus dapat melihat efektivitas program desain yang kita rencanakan.
Oleh karena itu, penting bagi seorang guru untuk mengetahui genre, analisis, jenis-jenis tes dalam evaluasi pengajaran. Tes yang di gunakanpun harus sesuai dengan standar yang berlaku untuk menilai dan mengevaluasi jalannya proses pendidikan sehingga hasil evaluasi pun dapat diterima dan digunakan untuk membuat berbagai putusan yang berkaitan dengan pengajaran dan pendidikan.
B.     Rumusan Masalah
1.      Apakah pengertian perencanaan evaluasi pembelajaran?
2.      Apa saja macam-macam perencanaan non tes?
3.      Apakah pengertian perencanaan tes?
4.      Apa saja macam-macam tes?
C.    Tujuan
1.      Untuk mengetahui pengertian perencanaan evaluasi pembelajaran
2.      Untuk mengetahui macam-macam perencanaan non tes
3.      Untuk mengetahui pengertian perencanaan tes
4.      Untuk mengetahui macam-macam tes


BAB II
PEMBAHASAN

A.    Pengertian Perencanaan Evaluasi Pembelajaran
Menurut William H. Newman dalam bukunya Administrative Active Techniques of Organization and Management, bahwa perencanaan adalah menentukan apa yang akan dilakukan.Perencanaan mengandung rangkaian-rangkaian putusan yang luas dan penjelasan-penjelasan dari tujuan, penentuan kebijakan, penentuan  program, penentuan metode-metode, prosedur tertentu dan penentuan kegiatan berdasarkan jadwal sehari-hari.
Evaluasi adalah suatu proses yang sengaja direncanakan untuk memperoleh informasi atau data, berdasarkan data tersebut kemudian dicoba membuat suatu keputusan. Sedangkan evaluasi pembelajaran menurut Norman E. Gronlound adalah suatu proses yang sistematis untuk menentukan atau membuat keputusan sampai sejauh mana tujuan-tujuan pengajaran telah dicapai oleh siswa. Sehingga pengertian perencanaan evaluasi pembelajaran adalah rangkaian-rangkaian putusan yang diambil untuk menentukan sejauh mana tujuan-tujuan pengajaran telah dicapai oleh siswa.[1]
B.     Perencanaan Non Tes
Perencanaan non tes dapat digunakan jika kita ingin mengetahui kualitas proses dan produk dari suatu pekerjaan serta hal-hal yang berkenaan dengan domain afektif, seperti sikap, minat, bakat, dan motivasi.[2]


1.      Observasi (Pengamatan)
Yaitu teknik atau cara mengamati suatu keadaan atau suatu kegiatan (tingkah laku). Yang paling berperan disini adalah panca indra atau pengindraan terutama indra penglihatan. Selain itu observasi merupakan suatu pengamatan langsung terhadap siswa dengan memperhatikan tingkah lakunya. Secara umum observasi adalah cara menghimpun bahan-bahan keterangan (data) yang dilakukan dengan mengadakan pengamatan dan pencatatan secara sistematis terhadap fenomena-fenomena yang sedang dijadikan sasaran pengamatan.[3]
Bentuk pengisian pedoman bisa secara bebas dalam bentuk uraian, bisa pula dengan bentuk member tanda cek (V) pada kolom jawaban observasi bila pedoman yang dibuat telah tersedia jawabannya (terstruktur). Observasi untuk menilai proses pembelajaran dapat dilaksanakan oleh guru di kelas pada saat siswa melakukan kegiatan belajar. Untuk itu guru tidak perlu terlalu formal memperhatikan perilaku siswa, tetapi mencatat secara teratur gejala dan perilaku yang ditunjukkan oleh siswa.[4]
2.      Interview (Wawancara)
Wawancara merupakan salah satu bentuk alat evaluasi jenis non-tes yang dilakukan melalui percakapan dan tanya jawab, baik langsung maupun tidak langsung dengan peserta didik. Wawancara bertujuan untuk memperoleh informasi untuk menjelaskan suatu kondisi tertentu, melengkapi penyelidikan ilmiah atau untuk mempengaruhi situasi atau orang tertentu.[5]
Ada dua jenis wawancara, yakni wawancara terpimpin dan wawancara bebas.
Ø  Wawancara terpimpin biasa juga disebut wawancara terstruktur atau wawancara sistematis. Yang dimaksud wawancara terpimpin adalah suatu kegiatan wawancara yang pertanyaan-pertanyaan serta kemungkinan-kemungkinan jawabannya itu telah dipersiapkan pihak pewawancara, responden tinggal memilih jawaban yang sudah dipersiapkan pewawancara.
Ø  Wawancara bebas atau wawancara tak terpimpin, pada wawancara seperti ini responden diberi kebebasan untuk menjawab pertanyaan-pertanyaan pewawancara sesuai dengan pendapatnya tanpa terikat oleh ketentuan-ketentuan yang telah dibuat pewawancara.[6]
3.      Check List ( Daftar Cek)
Daftar Cek adalah suatu daftar yang berisi subjek dan aspek-aspek yang akan diamati. Daftar cek dapat memungkinkan guru sebagai penilai mencatat tiap kejadian yang betapapun kecilnya, tetapi dianggap penting. Ada beberapa macam-macam aspek perbuatan yang biasanya dicantumkan pada daftar cek kemudian tinggal memberi tanda centang (ü) pada setiap aspek-aspek tersebut sesuai hasil penilaianya.[7]
Contoh Daftar Cek :
Daftar Cek tentang keaktifan peserta didik dalam diskusi kelompok pada mata pelajaran Aqidah Akhlaq.
No
Nama
SB
B
C
K
SK
1.
2.
3.
4.
5.
Nano Waryono
Elin Roslina
Arie Apriadi
Angga Zalindra
Ardi Maulana

4.      Quitionare (Angket)
Quistionare (Angket) merupakan alat pengumpul data melalui komunikasi tidak langsung, yaitu melalui tulisan. Angket ini berisi daftar pertanyaan yang bertujuan untuk mengumpulkan keterangan tentang berbagai hal yang berkaitan dengan responden.[8]
Contoh : angket terbuka
Bagaimana pendapat anda kalau :
1)      Pelajaran bahasa Inggris di SLTP dihapus?
2)      Pelajaran bahasa Inggris di SLTP dijadikan mata pelajaran pilihan?
Untuk menjawab pertanyaan ini responden bebas menggunakan kalimatnya sendiri.
5.      Rating Scale (Skala Penilaian)
Rating Scale adalah salah satu alat untuk memperoleh data yang berupa suatu daftar yang berisi tentang sifat/ciri-ciri tingkah laku yang ingin diselidiki yang harus dicatat secara bertingkat.
Rating scale adalah perluasan checklist. Perbedaan dengan checklist adalah pada rating scale observer mengindikasikan judgement dalam bentuk frekuensi & atau kualitas karakteristik performa (misal: sangat baik, sedang, kurang), sedangkan pada checklist hanya dituliskan hadir tidaknya perilaku.[9]
Contoh: Skala Penilaian
Kemampuan Membaca Al-Quran
Kelas/Semester      :
Mata Pelajaran      :
No.
Nama
Aspek Yang Dinilai
Total Skor
A
B
C
D
1.
Aisyah
2.
Fatimah
3.
Zahra
Dst.
   Keterangan:
A = Kemampuan melafalkan bacaan hukum nun mati atau tanwin (bacaan idhar, idghom bighunnah, idghom bilaghunnah, ihfa’ dan iqlab)
B = Kemampuan melafalkan suatu bacaan sesuai dengan makharijul huruf
C = Kemampuan melafalkan bacaan mad (panjang-pendek)
D =  Kemampuan melafalkan bacaan qolqolah
C.    Perencanaan Tes
Tes merupakan alat atau prosedur yang digunakan untuk mengetahui atau mengukur sesuatu dalam suasana, dengan cara dan aturan-aturan yang sudah ditentukan. Tes juga dapat diartikan sebagai salah satu cara untuk mengetahui kondisi siswa. Kondisi yang dimaksud adalah prestasi belajar siswa.[10]
Setiap kegiatan belajar harus diketahui sejauh mana proses belajar tersebut telah memberikan nilai tambah bagi kemampuan siswa. Salah satu cara untuk melihat peningkatan kemampuan tersebut adalah dengan melakukan tes.[11]
1.      Perencanaan dalam Menyusun Tes (Langkah-langkah dalam menyusun tes)
Tes untuk mengukur hasil belajar siswa, memiliki prinsip-prinsip serta langkah-langkah perencanaan  tersendiri. Dalam merencanakan penyusunan achievement test diperlukan adanya langkah-langkah yang harus diikuti secara sistematis sehingga dapat diperoleh tes yang lebih efektif. Dengan adanya hal ini, diharapkan suatu tes benar-benar dapat menjadi instrumen yang dapat mengukur apa yang sebenarnya harus diukur .Para ahli penyusun tes maupun para pengajar (classroom teacher) umumnya telah menyepakati langkah-langkah sebagai berikut:
v  Menentukan atau merumuskan tujuan tes.
v  Mengidentifikasi hasil-hasil belajar (learning outcomes) yang akan diukur dengan tes itu.
v  Merinci mata pelajaran atau bahan pelajaran yang akan diukur dengan tes itu.
v  Menyiapkan tabel spesifikasi (semacam blueprint).
v  Menggunakan tabel spesifikasi tersebut sebagai dasar penyusunan tes.
Untuk merumuskan tujuan penyusunan tes dengan baik,seorang guru atau pengajar perlu memikirkan apa tipe dan fungsi tes yang akan disusunya sehingga selanjutnya ia dapat menentukan bagaimana karakteristik soal-soal yang akan dibuatnya.[12]
Ada tujuh hal yang harus dipertimbangkan dalam perencanaan tes, yaitu:
§  Pemilihan butir soal
§  Tipe soal yang akan digunakan
§  Aspek yang akan diuji
§  Format butir soal
§  Jumlah butir soal
§  Distribusi tingkat kesukaran butir soal
§  Kisi-kisi tes.[13]
D.    Macam-macam Tes
1.      Menurut pelaksanaannya dalam praktek test terbagi atas:
o   Tes tulisan (written tes), yaitu test yang mengajukan butir-butir pertanyaan dengan mengharapkan jawaban tertulis. Biasanya test ini digunakan untuk mengukur aspek kognitif peserta didik.
o   Test lisan (oral test), yaitu tes yang mengajukan pertanyan-pertanyaan dengan menghendaki jawaban secara lisan. Test ini juga dilakukan untuk aspek kognitif peserta didik.
o   Test perbuatan (performance test), yaitu tes yang mengajukan pertanyan-pertanyaan dengan menghendaki jawaban dalam bentuk perbuatan. Test ini digunakan untuk menilai aspek psikomotor/ keterampilan peserta didik.
2.      Menurut fungsinya test terbagi atas:
o  Tes formatif (formative test), yaitu test yang dilaksanakan setelah selesainya satu pokok bahasan. Test ini berfungsi untuk menetukan tuntas tidaknya satu pokok bahasan. Tindak lanjut yang dapat dilakukan setelah diketahui hasil test formatif peserta didik adalah:
·         Jika materi yang ditestkan itu telah dikuasai, maka pembelajaran dilanjutkan dengan pokok bahasan yang baru.
·         Jika ada bagian-bagian yang belum dikuasai oleh peserta didik, maka sebelum melanjutkan pokok bahasan yang baru, terlebih dahulu diulangi atau dijelaskan kembali bagian-bagian yang belum di kuasai. Hal ini bertujuan untuk memperbaiki tingkat penguasaan peserta didik.
o  Tes sumatif (summative test), yaitu test yang diberikan setelah sekumpulan satuan program pembelajaran selesai diberikan. Disekolah test ini dikenal sebagai ulangan umum.
o  Test diagnostik (Diagnostic test), yaitu test yang dilakukan untuk menentukan secara tepat, jenis kesulitan yang dihadapi oleh peserta didik dalam suatu mata pelajaran tertentu.[14]
3.      Menurut waktu diberikannya test terbagi atas:
o   Pra test (pre test), yaitu test yang diberikan sebelum proses pembelajaran. Test ini bertujuan untuk mengetahui sejauh manakah materi yang akan diajarkan telah dapat dikuasai oleh peserta didik.
o   Test akhir (Post test), yaitu test yang diberikan setelah dilaksanakan proses pembelajaran. Tes tersebut bertujuan untuk mengetahui tingkat kemajuan intelektual (tingkat penguasaan materi) peserta didik. Biasanya test ini berisi pertanyaan yang sama dengan pra test.
4.      Menurut kebutuhannya, macam test antara lain:
o   Psycho test, yaitu test tentang sifat-sifat atau kecenderungan atau hidup kejiwaan seseorang (peserta didik).
o   IQ test, yaitu test kecerdasan. Test ini bertujuan untuk mengetahui tingkat kecerdasan seseorang (peserta didik).
o   Test kemampuan (aptitude test), yaitu test bakat. Test ini bertujuan untuk mengungkap kemampuan atau bakat khusus yang dimiliki oleh seseorang.
5.      Menurut jenisnya tes terbagi menjadi:
o   Test standar, yaitu test yang sudah dibakukan setelah mengalami beberapa kali uji coba (try out) dan memenuhi syarat test yang baik.
o   Test buatan guru, yaitu test yang dibuat oleh guru.
6.      Menurut jenis waktu yang disediakan test terdiri atas:
o   Power test, yakni test dimana waktu yang disediakan untuk menyelesaikan test tidak dibatasi.
o   Speed test, yaitu test dimana waktu yang disediakan untuk menyelesaikan test dibatasi.[15]













BAB III
PENUTUP
A.    Kesimpulan
Perencanaan evaluasi pembelajaran adalah rangkaian-rangkaian putusan yang diambil untuk menentukan sejauh mana tujuan-tujuan pengajaran telah dicapai oleh siswa. Yang terdiri dari perencanaan non tes dan perencanaan tes.
Perencanaan non tes dapat digunakan jika kita ingin mengetahui kualitas proses dan produk dari suatu pekerjaan serta hal-hal yang berkenaan dengan domain afektif, seperti sikap, minat, bakat, dan motivasi. Sedangkan perencanaan tes digunakan untuk mengetahui atau melihat peningkatan kemampuan belajar dari peserta didik.
Adapun macam-macam tes terdiri dari :
v  Menurut pelaksanaannya dalam praktek test terbagi atas: tes tulisan, tes lisan dan tes perbuatan.
v  Menurut fungsinya test terbagi atas: tes formatif, tes sumatif dan tes diagnostik.
v  Menurut waktu diberikannya test terbagi atas: pra tes dan tes akhir
v  Menurut kebutuhannya, macam test antara lain: Psycho test, IQ tes dan tes kemampuan.
v  Menurut jenisnya tes terbagi menjadi: tes standar dan tes buatan guru
v  Menurut jenis waktu yang disediakan test terdiri atas: power tes dan speed tes









DAFTAR PUSTAKA

Arifin, Zainal (2009). Evaluasi Pembelajaran. Cetakan I. Bandung: PT Remaja Rosdakarya.
Femje, Mimi (15 September 2016). “Perencanaan Tes dan Penyusunan Non Tes”. http://mimifemje.blogspot.co.id
Nurdiansah, Andi (17 September 2016). “Instrumen Penilaian Non Tes”. http://andinurdiansah.blogspot.co.id
Ikhwan, Muhammad (17 September 2016). “Macam-macam Tes Evaluasi Hasil Belajar”. http://ikhwan-perbaungan.blogspot.co.id
Khan, Amri (17 September 2016). “Perencanaan Evaluasi Pembelajaran”. http://amrikhan.wordpress.com .
Kurniawan, Ryzki (17 September 2016). “Macam-macam Tes Evaluasi Hasil Belajar”. http://bismillah-ryzki.blogspot.co.id
Zaeni, Abu (17 September 2016). “Prosedur Perencanaan Tes. http:// kumpulan-makalah-7.blogspot.co.id
(17 September 2016). “Pengertian Rating Scale dan Jenisnya”. http://clickyhun.blogspot.co.id.





[1] Amri Khan, “Perencanaan Evaluasi Pembelajaran”, http://amrikhan.wordpress.com (diakses pada 17 September  2016).
[2]  Zainal Arifin, Evaluasi Pembelajaran, cetakan I (Bandung: PT Remaja Rosdakarya, 2009), halaman 152

[3]Andi Nurdiansah , “Instrumen Penilaian Non Tes”, http://andinurdiansah.blogspot.co.id (diakses pada 17 September  2016).
[4] Mimi Femje , “Perencanaan Tes dan Penyusunan Non Tes”, http://mimifemje.blogspot.co.id (diakses pada 15 September  2016).

[5] Abu Zaeni , “Prosedur Perencanaan Tes”, http://kumpulan-makalah-7.blogspot.co.id (diakses pada 17 September  2016).
[6] Mimi Femje , “Perencanaan Tes dan Penyusunan Non Tes”, http://mimifemje.blogspot.co.id (diakses pada 15 September  2016).


[7] Zainal, Evaluasi Pembelajaran  halaman 164
[8] Andi Nurdiansah , “Instrumen Penilaian Non Tes”, http://andinurdiansah.blogspot.co.id (diakses pada 17 September  2016).

[9] Pengertian Rating Scale dan Jenisnya”, http://clickyhun.blogspot.co.id (diakses pada 17 September  2016).

[10] Mimi Femje , “Perencanaan Tes dan Penyusunan Non Tes”, http://mimifemje.blogspot.co.id (diakses pada 15 September  2016).
[11] Abu Zaeni , “Prosedur Perencanaan Tes”, http://kumpulan-makalah-7.blogspot.co.id (diakses pada 17 September  2016).

[12] Abu Zaeni , “Prosedur Perencanaan Tes”, http://kumpulan-makalah-7.blogspot.co.id (diakses pada 17 September  2016).
[13]  Mimi Femje , “Perencanaan Tes dan Penyusunan Non Tes”, http://mimifemje.blogspot.co.id (diakses pada 15 September  2016).

[14] Ryzki Kurniawan , “Macam-macam Tes Evaluasi Hasil Belajar”, http://bismillah-ryzki.blogspot.co.id (diakses pada 17 September  2016).

[15] Muhammad Ikhwan , “Macam-macam Tes Evaluasi Hasil Belajar”, http://ikhwan-perbaungan.blogspot.co.id (diakses pada 17 September  2016).


0 komentar:

Post a Comment