Aku Berfikir, Maka Aku Ada

Saturday, November 5, 2016

TEORI TUGAS TENTANG PERKEMBANGAN





TEORI TUGAS TENTANG PERKEMBANGAN


BAB I
PENDAHULUAN

A.    LATAR BELAKANG

Perkembangan mencakup seluruh aspek kepribadian, dan satu aspek dengan yang lainnya saling berinterelasi. Sebagian besar dari perkembangan aspek-aspek kepribaian terjadi melalui proses belajar, baik proses belajar yang sederhana dan mudah maupun yang kompleks dan sukar. Suatu proses perkembangan yang bersifat alami, yaitu yang berupa kematangan, berintegrasi dengan proses penyesuaian diri dengan tuntutan dan tantangan dari luar, tetapi keduanya masih dipengaruhi oleh kesediaa, kemauan dan aspirasi individu untuk berkembang.Ketiganya mempengaruhi penyelesaian tugas-tugas yang dihadap individu dalam perkembangannya.
Pada setiap perkembangan kehidupan manusia, individu dituntut untuk menguasai kemampuan berperilaku yang menjadi ciri bahwa perkembangannya berhasil dan normal.Jika pada fase itu individu tidak mempunyai kemampuan berperilaku sepatutnya, sesuai dengan tugas-tugas perkembangannya maka dianggap individu itu mengalami kelambatan perkembangannya, atau penyimpangan perkembangan.Pencapaian tugas-tugas perkembangan bukan hanya penting untuk fase perkembangan dimana tugas-tugas perkembangan itu seharusnya muncul, tetapi juga penting untuk pencapaian tugas-tugas perkembangan selanjutnya.
Demikian juga tugas-tugas perkembangan pada fase dewasa, dapat tercapai dengan sempurna, jika tugas pada periode remaja tercapai dengan sempurna pula, sebaliknya jika pencapaian tugas-tugas perkembangan pada periode awal kehidupan individu tidak sukses, maka pencapaian tugas-tugas perkembangan pada periode awal kehidupan individu tidak sukses, maka pencapaian tugas-tugas perkembangan pada fase berikutnya cendrung tidak sukses. Jika tugas-tugas perkembangan setiap fase perkembangan kehidupan manusia berhasil atau sukses dicapai, maka individu ini akan mengalami perasaan bahagia dan menjalani kehidupan dengan perasaan sukses baik secara emosional, intelektual, dan moral.

B.     RUMUSAN MASALAH
1.      Apa pengertian dari teori tugas-tugas perkembangan?
2.      Apa sumber dari tugas-tugas perkembangan?
3.      Apa saja tugas-tugas perkembangan masa bayi sampai lansia?
4.      Apa tujuan tugas-tugas perkembangan?
5.      Apa bahaya tugas-tugas perkembangan?

C.    TUJUAN
1.      Untuk mengetahui pengertian teori tugas-tugas perkembangan
2.      Untuk mengetahui sumber dari tugas-tugas perkembangan
3.      Untuk mengetahui tugas-tugas perkembangan masa bayi sampai lansia
4.      Untuk mengetahui tujuan tugas-tugas perkembangan
5.      Untuk mengetahui bahaya tugas-tugas perkembangan


















BAB II
  PEMBAHASAN

A.    Pengertian tugas perkembangan
Tugas perkembangan adalah sesuatu tugas yang timbul pada periode tertentu dalam kehidupan seseorang. Adapun Menurut Robert Havighurst, tugas perkembangan ialah tugas yang terdapat pada suatu tahap kehidupan seseorang, yang akan membawa individu kepada kebahagiaan dan keberhasilam dalam tugas-tugas pengembangan berikutnya yaitu apabila tahap kehidupan tersebut dijalani dengan berhasil. Sedangkan kegagalan dalam melaksanakan tugas pengembangan, akan mengakibatkan kehidupan tidak bahagia pada individu dan kesukaran-kesukaran lain dalam hidupnya kelak.[1]

B.     Sumber tugas-tugas perkembangan
Tugas-tugas perkembangan ini berkaitan dengan sikap, Perilaku, atau keterampilan yang sayogyanya dimiliki oleh individu, sesuai dengan usia atau fase perkembangannya. Dalam arti setiap kelompok budaya mengharapkan anggotanya menguasai keterampilan tertentu yang penting dan memperoleh pola perilaku yang disetujui bagi berbagai usia sepanjang rentang kehidupan. Karena keterampilan-keterampilan dan pola-pola tingkah laku adalah mutlak bagi penyesuaian-penyesuaian pribadi dan social pada umur-umur tersebut (umur-umur kritis).Oleh karena itu, tiap kelompok kebudayaan mengharapkan agar tiap-tiap anggotanya memiliki dan melaksanakan keterampilan-keterampilan dan pola-pola tingkah laku itu.
Munculnya tugas-tugas perkembangan, bersumber pada factor-faktor sebagai berikut:
1.      Kematangan fisik maupun psikis, Misalnya belajar berjalan karena kematangan otot-otot kaki, belajar bertingkah laku dan bergaul, dan sebagainya.
2.      Tuntutan masyarakat secara cultural, Misalnya belajar membaca, belajar menlis, belajar berhitung, belajar berorganisasi, dan sebagainya.
3.      Tuntutan dari dorongan dan cita-cita individu sendiri, Misalnya memilih pekerjaan, memilh teman hidup.
4.      Tuntutan norma agama, Misalnya taaat beribadah, berbuat baik kepada sesame, dan lain-lain.[2]
Tugas perkembangan berasal dari tiga jenis sumber, Yaitu:
§  Pertama adalah tugas yang berasal dari pertumbuhan fisik. Misalnya, kesiapan fisik balita membuatnya mulai belajar berjalan dan bicara. Keterampilan itu akan diperlukan untuk tahap perkembangan berikutnya, misalnya untuk bermain bersama teman-teman. Di usia remaja, pertumbuhan fisik hormonal memunculkan rasa ketertarikan pada lawan jenis. Di sini ada tugas perkembangan untuk belajar menjaga sikap pada lawan jenis.
§  Kedua, ada tugas-tugas yang berasal dari kematangan kepribadian. Yang ini terkait dengan pertumbuhan sistem nilai dan aspirasi. Misalnya, di usia SD mulai muncul kesadaran akan perbedaan kelompok sosial dan ras, maka di usia ini ada tugas perkembangan untuk bisa menyikapi dengan tepat perbedaan tersebut. Ketika beranjak remaja muncul harapan tentang karier, sehingga di sini muncul tugas untuk mulai mempelajari pengetahuan dan keterampilan sebagai persiapan kerja.
§  Selanjutnya, jenis tugas perkembangan ketiga adalah tugas yang berasal dari tuntutan masyarakat, contohnya di usia SD, anak diharapkan sudah bisa baca tulis. Di usia dewasa, seseorang dituntut melakukan tanggung jawab sebagai warga sipil seperti membayar pajak dan memiliki pekerjaan.[3]

C.    Tugas-tugas perkembangan Masa bayi sampai Lansia
1.      Tugas-tugas perkembngan masa bayi dan kanak-kanak awal
Tugas-tugas perkembangan yang harus dikuasai oleh masa bayi dan kanak-kanak awal adalah:
a.       Belajar berjalan
Pada usia Sekitar 1 tahun, tulang dan otot-otot bayi telah cukup kuat untuk melakukan gerakan berjalan. Berjalan merupakan puncak perkembangan gerak pada masa bayi, tetapi awal gerakan atau kegiatan sebagai manusia dewasa.Belajar Berjalan terjadi pada usia antar 9-15 bulan Pada usia ini tuang kaki, otot dan susunan syarafnya teah matang untuk belajar berjalan.
b.      Belajar memakan makanan padat
Makana merupakan kebutuhan biologis utama pada manusia.Dengan diawali oleh kemampuan mengambil dan memakan sendiri makanan yang dibutuhkannya, bayi telah memulai usaha memenuhi sendiri kebutuhan hidupnya.Hal ini terjadi sekitar tahun kedua, Sistem alat-alat pencernaan makanan dan alat-alat pengunyah pada mulut telah matang untuk hal tersebut.
c.       Belajar bericara
Bicara merupakan alat berpikir dan berkomunikasi dengan orang lain. Melalui tugas ini anak mempelajari bunyi-bunyi yang mengandung arti dan berusaha mengkomunikasikannya dengan orang-orang disekitarnya. Melalui penguasaan tugas ini, anak akan berkembang pula kecakapan social dan intelektualnya. Berbicara adalah mengerluarkan suara yang berarti dan menyampaikannya kepada orang laindengan perantaraan suara itu.Untuk itu, diperlukan kematangan-kematangan otot-otot dan syaraf dari alat-alat bicara. Ada dua pendapat mengenahi cara permulaan anak dalam belajar berbicara, Yaitu:
1.      Pendapat pertama, Mengemukakan bahwa bayi mulai belajar bicara dengan jalan mengeluarkan macam-macam suara yang tidak berarti (meraban). Kemudian orang disekitarnya mengajarkan kepadanya nama-nama atau kata-kata tentang sesuatu secara teratur dalam situasi tertentu sampai anak belajar mengasosiasikan (menghubung-hubungkan) Suara-suara tertentu dengan benda atau situasi (Perilaku) tertentu. Misalnya, Suara “Bapak” yang diucapkan anak secara kebetulan ,kemudian oleh orang di sekitarnya di ulanginya apabila sang ayah hadir di dekatnya,maka terjadilah asosiasi antara kata atau ucapan “bapak” dengan orangnya.
2.      Pendapat kedua,sebaliknya berpendapat bahwa suara bayi tidaklah secara kebetulan tetapi mempunyai arti baginya karena suara suara itu mengekspresikan (menyatakan) perasaan perasaannya.perkembangan selanjutnya dari belajar bahasa itu terjadi dengan jalan meniru (imitasi).
d.      Belajar buang air kecil dan buang air besar
Pengontrolan buang air bukan hanya berfungsi menjaga kebersihan, tetapi juga menjadi indikator utama kemampuan berdiri sendiri, pengendaliaan diri dan sopan santun anak yang sudah menguasai cara cara buang air dengan baik, termasuk tempat dan pemeliharaan kebersihannya,pada tahap selanjutnya akan mampu mengendalikan diri dan bersopan santun. Tugas ini di lakukan pada tempat dan waktu yang sesuai dengan norma masyarakat. Sebelum usia 4 tahun, anak pada umumnya belum dapat mnguasai (menahan) ngompol karena perkembangan syaraf yang mengatur pembuangan belum sempurna. Untuk memberikan pendidikan kebersihan kepada anak usia di bawah 4 tahun, cukup dengan pembiaasan saja, yaitu setiap kali mau buang air bawalah anak ke WC.
e.       Belajar mengenal perbedaan jenis kelamin
Dalam masyarakat akan selalu ditemui individu dengan jenis kelamin pria wanita, walaupun ada juga yang berkelainan. Anak harus menganal jenis jenis kelamin, baik ciri ciri biologisnya maupun social-kulturalnya serta peranan-peranannya. Pengenalan tentang jenis kelamin sangat penting bagi pembentukan peranan dirinya serta penentuan bentuk perlakuan dan interaksi baik dengan jenis kelamin yang sama maupun yang berbeda dengan dirinya.
Melalui observasi, anka dapat melihat tingkah laku,bentuk fisik dan pakaian yang berbeda antar jenis kelamin yang satu dengan kelamin yang lainnya. Dengan cara tersebut, anak menaruh perhatian yang besar terhadap alat kelaminnya sendiri maupun orang lain. Agar pengenalan terhadap jenis kelamin  (sex) itu berjalan normal, maka orang tua perlu memperlakukan anaknya dalam hal memberikan alat mainan, pakian, maupun aspek lainnya disesuaikan dengan jenis kelamin anak.
f.       Mencapai kestabilan jasmaniyah fisiologis
Pada masa bayi kondisi fisiknya sangat labil dan peka, mudah sekali berubah dan pengaruh dari luar. Ada akhir masa kanak kanak ia harus memiliki jasmani yang kuat, stabil, sehat, seimbang agar mampu melakukan tuntutan tuntutan perkembangan selanjutnya.
Keadaan jasmani anak sangat labil apabila dibandingkan dengan orang dewasa, anak cepat sekali merasakan perubahan suhu sehingga temperatur badannya mudah berubah. Perbedaan variasi makanan yang diberikan dapat mengubah kadar garam dan gula dalam darah dan air dalam tubuh. Untuk mencapai kestabilan jasmaniah bagi anak di perlakukan waktu sampai 5 tahun. Dalam proses mencapai kestabilan jasmaniah ini, orang tua perlu memberikan perawatan yang intensif, baik yang menyangkut pemberian makanan yang bergizi maupun pemeliharaan kebersihan.
g.      Membentuk konsep-konsep (Pengertian) sederhana tentang kenyataan sosial dan alam, Serta mempersiapkan diri untuk membaca.
Walaupun masih sederhana, Anak hidup dalam lingkungan fisik dan sosial tertentu. Agar dapat hidup secara wajar dan menyesuaikan diri dengan keadaan dan tuntutan dari lingkungannya, anak dituntut memiliki konsep-konsep sosial dan fisik yang sesuai dengan kemampuannya. Anak harus sudah mengetahui apa itu binatang, Manusia, rumah, dan sebagainya.
Pada mulanya dunia ini bagi anak merupakan suatu keadaan yang kompleks dan membingungkan. Lama kelamaan anak dapat mengamati benda-benda atau orang-orang disekitarnya. Perkembangan lebih lanjut, anak menemukan keteraturan dan dapat membentuk generalisasi (kesimpulan) dari berbagai benda yang pada umumnya mempunyai ciri yang sama. Anak belajar bahwa bayangan tertentu dengan suara tertentu yang nyaring, selalu memenuhi kebutuhannya disebut “orang”,”ibu”,”Ayah”. Anak belajar bahwa benda-benda khusus dapat dikelompokkan dan diberi satu nama, Seperti kucing, ayam, kambing, dan burung dapat disebut binatang. Untuk mencapai kemampuan tersebut (Mengenal pengertian-pengertian) diperlukan kematangan system syaraf, Pengalaman dan bimbingan dari orang dewasa.
h.      Belajar mengadakan hubungan emosional dengan orang tua, saudara, dan orang lain yang dekat dengan baik.
Karena anak selalu berhubungan dengan orang lain, baik dalam keluarganya maupun dilingkungannya., baik ia dituntuk untuk dapat membina hubungan baik dengan orang-orang tersebut. Anak dituntut dapat menggunakan bahasa yang tepat dan baik, Bersopan santun.
Anak mengadakan hubungan dengan orang-orang yang ada disekitarnya menggunakan berbagai cara, yaitu isyarat, menirukan dan menggunakan bahasa. Cara yang diperoleh dalam belajar mengadakan hubungan emosional dengan orang lain, Sedikit banyaknya akan menentukan sikapnya dikemudian hari. Apakah ia bersiakap bersahabat, dingin, introvert, extrovert, dan sebagainya. Misalnya Apabila anak memperoleh pergaulan dengan orang tuanya itu menyenangkan, maka cenderung akan bersikap ramah dan ceria.
i.        Dapat membedakan benar dan salah, serta mulai mengembangkan hati nurani.
Pergaulan hidup selalu berisi dan berlandaskan moral. Sesuai dengan kemampuannya anak dituntut telah mengetahui mana perbuatan yang baik dan mana yang tidak baik, lebih jauh ia dituntut untuk melalkukan perbuatan yang baik dan menghindarkan perbuatan yang tidak baik. Diharapkan kebaika-kebaikan ini menjadi bagian dari hati nuraninya.
Seorang anak kecil selalu dikuasai hedonisme naif, dimana kenikmatan dianggapnya baik, sedangkan penderitaan dianggapnya buruk (hedonisme adalah aliran yang menyatakan bahwa manusia dalam hidupnya bertujuan mencari kenikmatan dan kebahagiaan). Apabila anak bertambah besar ia harus belajar pengertian tentang baik dan buruk, benar dan salah, sebab sebagai mahluk sosial, Manusia tidak hanya memperhatikan kenikmatan/kepentingan sendiri saja, tetapi harus memperhatikan kepentingan orang lain. Anak mengenal pengertian baik dan buruk, benar dan salah ini dipengaruhi oleh pendidikan yang diperolehnya. Pada mulanya anak belajar bahwa apa yang dilarang itu berarti buruk atau salah dan apa yang diperbolehka itu berarti baik atau benar. Pengalaman ini merupakan permulaan pembentukan kata hati anak. Perkembangan selanjutnya terjadi melalui nasehat-nasehat, bimbingan, buku-buku bacaan dan analisis pikiran sendiri. Sesuatu yang penting dalam mengembangkan kata hati anak adalah suri tauladan dari orang tua dan bimbingannya. Hal ini lebih baik dari pada penggunaan hukuman dan ganjaran, meskipun dalam situasi tertentu masih tetap diperlukan.[4]
2.     Tugas-tugas perkembangan masa kanak-kanak Akhir (Masa sekolah)
Kalau pada masa bayi dan kanak-kanak, dunia anak lebih banyak bersama keluarganya, maka pada masa anak yang berusia 6-12 tahun, dunianya lebih banyak disekolah dan lingkungan sekitar. Sejalan dengan itu ada tiga dorongan besar yang dialami anak pada masa ini :
Ø  Dorongan untuk keluar dari rumah dan masuk kedalam kelompok sebaya (Peer group).
Ø  Dorongan fisik untuk melakukan berbagai bentuk permainan dan kegiatan yang menuntut keterampilan/gerakan fisik.
Ø  Dorongan mental untuk masuk kedunia konsep,pemikiran,interaksi dan symbol-simbol orang dewasa.
Beberapa tugas perkembangan yang dituntut untuk dikuasai pada masa ini adalah :
a.       Belajar memperoleh keterampilan fisik untuk melakukan permainan,
Anak pada masa ini senang sekali bermain, untuk itu diperlakukan keterampilan-keterampilan fisik, Seperti : Menangkap, Melempar, menendang bola, Berenang, Mengendarai sepeda, dan lain-lain.
            Melalui pertumbuhan fisik dan otak, Anak berlari semakin stabil, makin mantap dan cepat. Pada masa sekolah anak sudah sampai pada masa penguasaan otot, Sehingga sudah dapat berbaris, melakukan senam pagi dan permainan ringan, Seperti sepak bola, loncat tali, berenang, dan sebagainya.
b.      Belajar membentuk sikap yang sehat terhadap dirinya sendiri sebagai makhluk biologis yang sedang tumbuh dan berkembang.
Pada masa ini anak dituntut mengenal dan dapat memelihara kepentingan dan kesejahteraan dirinya. Dapat memelihara kesehatan dan keselamatan dirinya, Menyayangi dirinya, Senang berolah raga dan berkreasi untuk menjaga kesehatan dirinya, Memiliki sikap yang tepat terhadap jenis kelamin lain.
Pada hakikatnya, tugas ini mengharapkan pada anak untuk mengembangkan kebiasaan untuk memelihara badan, meliputi : Kebersihan, keselamatan diri, dan kesehatan. Mengembangkan sikap positif terhadap jenis kelaminnya (Pria atau wanita) dan juga meneriam dirinya (baik rupa wajahnya maupun postur tubuhnya) Secara positif.
c.       Belajar menyesuaikan diri (Bergaul) Dengan teman-teman sebayanya.
Pada masa ini, Anak dituntut untuk mampu bergaul, Bekerja sama dan membian hubungan baik dengan teman sebaya, Saling menolong dan membentuk kepribadian social. Yakni belajar menyesuaikan diri dengan lingkungan dan situasi yang baru serta teman-teman sebayanya. Pergaulan anak disekolah atau anak sebayanaya mungkin diwarnai perasaan senang, karena secara kebetulan temannya itu baik budi, tetapi mungkin juga diwarnai oleh perasaan tidak senang karena teman sebayanya tersebut suka mengganggu dan nakal.
d.      Belajar memainkan peranan sesuai dengan jenis kelaminnya.
Anak dituntut melakukan peranan-peranan social yang diharapkan masyarakat sesuai dengan jenis kelaminnya. Apabila anak sudah masuk sekolah, Perbedaan jenis kelamin akan semakin tampak. Dari segi permainan misalnya akan tampak bahwa anak laki-laki akan tidak akan memperbolehkan anak perempuan mengikuti permainan yang khaslaki-laki, Seperti maen kelereng, main bola, dan laying-layang.
e.       Belajar keterampilan dasar untuk membaca, menulis, dan berhitung.
Untuk melaksanakan tugas-tugasnya disekolah dan perkembangan belajarnya lebih lanjut, Anak pada masa awal ini dituntut telah menguasai kemapuan membaca, menulis, dan berhitung. Salah satu sebab masa usia 6-12 tahun disebut masa sekolah, karena pertumbuhan jasmani dan perkembangan rohaninya sudah cukup matang untuk meneriam pengajaran. Untuk dapat hidup dalam masyarakat yang berbudaya, minimal anak harus tamat sekolah dasar (SD), Karena dari sekolah dasar anak sudah memperoleh keterampilan dasar dalam membaca, menulis dan berhitung.
f.       Belajar mengembangkan konsep (pengertian) yang diperlukan dalam kehidupan sehari-hari
Agar dapat menyesuaikan diri dan berperilaku sesuai dengan tuntutan dari lingkungannya, Anak dituntut telah memiliki konsep-konsep  yang diperlukan dalam kehidupan sehari-hari, baik yang berkenaan dengan pergaulan, pekerjaan, kehidupan, keagamaan, dan lain-lain. Jika kita telah melihat sesuatu, mendengar, mengecap, mencium, dn mengalami, tinggallah suatu ingatn pada kita. Ingatan mengenahi pengamatan yang telah lalu itu disebut konsep (dalam tanggapan). Demikian pula kita memiliki tanggapan (anggapan) tentang ayah, ibu, rumah, pakaian, buku, sekolah, computer, dan juga mengenai gerak-gerik yang kita lakukan, seperti berbicara, berjalan, berenang dan menulis. Bertambahnya pengalaman akan menambah pembedaharaan konsep pada anak. Tak perlu diuraikan lagi bahwa dalam kehidupan sangat banyak konsep yang dibutuhkan. Semakin bertambah pengetahuan, Semakin bertambah pula konsep yang diperoleh. Tugas sekolah dalam hal ini menanamkan konsep-konsep yang jelas dan benar. Konsep-konsep itu meliputi kaidah-kaidah ajtau ajaran agama (moral), ilmu pengetahuan, adat istiadat, dn sebagainya. Untuk mengembangkan tugas perkembangan ini, maka guru dalam mendidik/mengajar sebaiknya memberikan bimbingan kepada anak untuk :
Ø   Banyak melihat, mendengar, dan mengalami sebanyak-banyaknya tentang sesuatu yang bermanfaat untuk peningkatan ilmu dan kehidupan masyarakat.
Ø  Banyak Membaca buku-buku atau media cetak lainnya. Semakin dipahami konsep-konsep tersebut, Semakin mudah untuk memperbincangkannyadan semakin mudah pula bagi anak untuk mempergunakannya pada waktu berpikir.
g.      Mengembangkan hati nurani, Pengertian moral, dan tata tingkatan nilai
Pada masa ini anak dituntut telah mampu menghargai perbuatan-perbuatan yang sesuai dengan moral, dapat melakukan control terhadap perilakunya sesuai dengan moral. Pada masa ini juga diharapkan mulai tumbuh pemikiran akan skala nilai dan pertimbangan-pertimbangan yang didasarkan atas kata hati. Pada hakikatnya tuga ini ialah mengembangkan sikap dan perasaan yang berhubungan dengan norma-norma agama. Hal ini menyangkut penerimaan dan penghargaan terhadap peraturan agama (moral) disertai dengan perasaan senang untuk melakukan atau tidak melakukannya. Tugas perkembangan ini berhubungan dengan masalah benar-salah, boleh-tidak boleh, Seperti jujur itu baik, bohong itu buruk, dan sebagainya.
h.      Mengembangkan sikap terhadap kelompok social dan lembaga.
Anak diharapkan telah memiliki sikap yang tepat terhadap lembaga-lembaga dan unit atau kelompok-kelompok social yang ada dalam masyarakat. Tugas ini pada hakikatnya ialah mengembangkan sikap social yang demokratis dan menghargai hak orang lain. Misalnya mengembangkan sikap tolong menolong, Sikap tenggang rasa, mau bekerjasama dengan orang lain, toleransi terhadap pendapat orang lain, dan menghargai hak orang lain.
i.        Belajar memperoleh kebebasan pribadi
Secara berangsur-angsur pada masa ini anak dituntut memiliki kebebasan pribadi. Ank mampu memilih, merencanakan dan melakukan pekerjaan atau kegiatan tanpa tergantung pada orang tuanya atau orang dewasa lainnya. Tugas ini pada hakekatnya adalah agar anak dapat menjadi orang yang berdiri sendiri, dalam arti dapat membuat rencana, berbuat untuk masa sekarang dan masa yang akan datangbebas dari pengaruh orng tua maupun orang lain.

3.     Tugas-tugas Perkembangan Remaja dan Pengukurannya
Salah satu periode dalam rentang kehidupan individu adalah masa remaja. Masa ini merupakan segmen kehidupan yang penting dalam siklus perkembangan individu, dan merupakan masa transisi yang dapat diarahkan kepada perkembangan masa dewasa yang sehat.
                        Masa remaja ditandai dengan :
v  Berkembangnya sikap dependen kepada orangtua ke arah independen.
v  Minat seksualitas
v  Kecenderungan untuk merenung atau memperhatikan diri sendiri, nilai-nilai etika, dan isu-isu moral.
Tugas perkembangan pada masa remaja menuntut perubahan besar dalam sikap dan pola perilaku anak. Akibatnya, hanya sedikit anak laki-lakilah dan anak perempuan yang dapat diharapkan untuk menguasai tugas-tugas tersebut selama awal masa remaja, apalagi mereka yang matangnya terlambat. Kebanyakan harapan ditumpukkan pada hal ini adalah bahwa remaja muda akan meletakkan dasar-dasar bagi pembentukan sikap dan pola perilaku. Penelitian singkat mengenai tugas-tugas perkembangan masa remaja yang penting akan menggambarkan seberapa jauh perubahan yang harus dilakukan dan masalah yang timbul dari perubahan itu sendiri. Pada dasarnya, pentingnya menguasai tugas-tugas perkembangan dalam waktu yang relatif singkat yang dimiliki oleh remaja Amerika sebagai akibat perubahan usia kematangan yang sah menjadi delapan belas tahun, menyebabkan banyak tekanan yang mengganggu para remaja.
Tugas-tugas perkembangan fase remaja ini sangat berkaitan dengan perkembangan kognitifnya, yakni fase operasional formal. Kematangan pencapaian fase kognitif tingkat ini akan sangat membantu kemampuan dalam melaksanakan tugas-tugas perkembangannya itu dengan baik. Agar dapat memenuhi dan melaksanakan tugas-tugas perkembangan ini, remaja memeriukan kemampuan kreatif. Kemampuan kreatjf ini banyak diwamai oleh perkembangan kognitifhya.
Menurut Havighurst (Hurlock,1990), ada sepuluh tugas perkembangan remaja yang harus diselesaikan dengan sebaik-baiknya :
a.       Mencapai hubungan baru yang lebih matang dengan teman sebaya baik pria maupun wanita.
Karena adanya pertentangan dengan lawan jenis yang sering berkembang selama akhir masa kanak-kanak dan masa puber, maka mempelajari hubungan baru dengan lawan jenis berarti harus mulai dari nol dengan tujuan untuk mengetahui hal ihwal lawan jenis dan bagaimana harus bergaul dengan mereka. Sedangkan pengembangan hubungan baru yang lebih matang dengan teman sebaya sesama jenis juga tidak mudah.
Mempelajari peran anak perempuan sebagai wanita dan anak laki-laki sebagai pria, menjadi dewasa diantara orang dewasa, dan belajar memimpin tanpa menekan orang lain.
Satu hal yang sangat mempengaruhi remaja adalah dorongan untuk ke dalam suatu kondisi penyesuaian sosial yang baik dalam keseluruhan hidupnya. Namun apabila gagal, maka dia akan mengalami ketidakbahagiaan atau kesulitan dalam kehidupannya di masa dewasa, seperti ketidakbahagiaan dalam pernikahan, kurang mampu bergaul dengan orang lain, bersifat kekanak-kanakan, dan melakukan dominasi secara sewenang-sewenang.[5]
b.      Mencapai peran sosial pria dan wanita.
Remaja diharapkan mampu menghargai, menerima dan melakukan peran peran social sebagai pria dan wanita dewasa. Ia diharapkan dapat menerima dan belajar peran social pria atau wanita dewasa yang dijunjung tinggi oleh masyarakat.
c.       Menerima keadaan fisiknya dan menggunakannya secara efektif.
Remaja dituntut untuk menyenangi dan menerima secara wajar kondisi badannya, dapat menghargai dan menghormati kondisi badannya, Serta dapat memelihara dan menjaga kondisi badannya. Tugas ini bertujuan agar remaja merasa bangga, atau bersikap toleran terhadap fisiknya, Menggunakan  dan Memelihara fisiknya secara efektif, dan merasa puas dengan fisiknya tersebut.    
d.      Mencapai kemandirian emosional dari orang tua dan orang-orang dewasa lainnya.
Remaja diharapkan telah dapat melepaskan diri dari ketergantungannya sebagai kanak-kanak dari orang tuanya, dapat menyayangi orang tua dan menghargainya maupun orang dewasa lainnya tanpa tergantungkepada mereka. Mereka diharapkan mampu membebaskan diri dari sikap dan perilaku yang kekanak-kanakan atau bergantung pada orang tua, mampu mengembangkan afeksi (cinta kasih) kepada orang tua tanpa bergantung kepadanya, dan mampu mengembangkan sikap respek terhadap orang tua maupun orang dewasa lainnya tanpa bergantung kepadanya.
e.       Mencapai kemandirian ekonomi
Ini umumnya terjadi pada laki-laki, Namun sekarang anak wanita juga mengalami hal yang sama. Tujuan tugas ini agar remaja merasa mampu menciptakan suatumata pencaharian, baik pada remaja pria maupun wanita.
f.       Memilih dan mempersipkan karier (Pekerjaan)
Remaja dianggap telah mampu membuat perencanaan karier, memilih pekerjaan yang cocok dan mampu ia kerjakan, Membuat persiapan-persiapan yang sesuai. Ia diharapkan mampu memilih suatu pekerjaan yang sesuai dengan kemampuannya, Berusaha mempersiapkan diri memiliki pengetahuan dan keterampilan untuk memasuki pekerjan tersebut.
g.       Mengembangkan keterampilan intelektual dan konsep-konsep  yang diperlukan bagi warga Negara.
Dituntut untuk mengembangkan konsep-konsep tentang hokum, pemerintahan, ekonomi, politik, institusi social yang cocok bagi kehidupan modern, mengembangkan keterampilan berpikir dan berbahasa untuk dapat memecahkan problema-problema masyarakat modern.
h.      Mencapai tingkah laku yang bertanggung jawab secara social.
Diharapkan remaja dapat berpartisipasi dengan rasa tanggung jawab bagi kemajuan dan kesejahteraan masyarakat. Ia diharapkan mampu berpartisipasi sebagai orang dewasa yang bertanggung jawab sebagai masyarakat, mampu memperhitungkan nilai-nilai social dalam tingkah laku dirinya.
i.         Memperoleh seperangkat nilai dan sistem etika sebagai petunjuk/pembimbing dalam bertingkah laku serta mengembangkan ideology.
Remaja diharapkan telah memiliki seperangkat nilai yang bisa diterapkan dalam kehidupan, dalam kemauan dan usaha untuk merealisasikannya. Mampu menciptakan kehidupan yang serasi dengan orang lain, Serts beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa.
j.        Belajar mempersiapkan diri untuk perkawinan dan hidup berkeluarga.
Remaja diharapkan memiliki sikap yang positif terhadap hidup keluarga yang punya anak. Bagi Remaja putri diharapkan telah memiliki pengetahuan dan kemampuan untuk memelihara anak dan rumah tangga.[6]

4.     Tugas-tugas perkembangan masa dewasa muda
Pada Masa dewasa muda tugas-tugas perkembangan yang harus diselesaikan  individu adalah :
a.       Memilih pasangan hidup
Masa dewasa muda merupakan masa awal membina karier dan keluarga. Kehidupan berkeluarga diawali dengan memilih pasangan hidup sebagai suami dan istri. Pasangan suami istri selain didasari oleh pertimbangan yang matang, tentang kesesuaian sifat, kesamaan tujuan hidup, serta berbagai kemampuan dan kesiapan melaksanakan tugas-tugas rumah tangga.
b.      Belajar hidup dengan pasangan
Hidup berkeluarga merupakan hidup bersama antara dua orang yang memiliki latar kehidupan, sifat dan mumgkin minat dan kebiasaan yang berbeda. Meskipun demikian, mereka memiliki kebutuhan yang sama yaitu kebutuhan hidup yang bersama. Pemahaman tentang kesamaan dan perbedaan-perbedaan tersebut tidak muncul begitu saja, tetapi harus ada kesediaan dan usaha dari kedua belah pihak untuk mempelajarinya. Tanpa pemahaman, Maka keharmonisan keluarga sulit direalisasikan.
c.       Memulai hidup berkeluarga
Keluarga merupakan masyarakat kecil, Hampir seluruh aspek kehidupan kemasyarakatan ada dalam keluarga. Dalam keluarga ada aspek ekonomi, Sosial, Politik, budaya, agama, pendidikan, kesehatan, keamanan,etiaka,estetika dan lain-lain. Suami istri dan anak-anaknya, harus mengembangkan dan penataan serta pengelolaaan aspek-aspek tersebut, Mengadakan pembagian tugas, Mengembangkan mekanisme kerja, Menciptakan iklim kehidupan dan lain-lain sehingga semua kehidupan dapat terpenuhi dan semua urusan keluarga dapat diselesaikan dengan baik.
d.      Memelihara dan mendidik anak
Setiap keluarga mendambakan kehadiran anak sebagai pemersatu suami istri, Sebagai penerus generasi. Kehadiran anak harus dirawat,dipelihara dan dididik dengan baik. Jika tidak mungkin saja anak itu bukan lagi penghibur dan penerus kebanggaan, tetapi menjadi sumber kedukaan dan kegundahan. Memelihara pertumbuhan fisiknya relative lebih muda dibandingkan dengan mendidik perkembangan kerohaniannya. Membimbing perkembangan rohani (Psikis) anak membutuhkan kesiapan tertentu dari kedua orang tuanya.
e.       Mengelola Rumah tangga
Rumah tanggan ibarat suatu perusahaan atau lembaga yang memiliki banyak bagian atau kaitan, baik antar bagian-bagiannya maupun bagian tersebut dengan bagian diluar rumah. Semua hal tersebut perlu direncanakan dan dikelola dengan baik, Sehingga dapat membentuk satu kesatuan yang harmonis.
f.       Memulai kegiatan pekerjaan
Pekerjaan bukan hanya berfungsi untuk mendapatkan nafkah, tetapi juga merupakan dari karier sekaligus identitas dan prestise keluarga. Seorang dewasa muda harus mempersiapkan, memilih, serta memasuki pekerjaa yang cocok deng kemapuan dan latar belakang pendidikannya, Untuk kemudian mengembangkan dirinya seoptimal mungkin dalam pekerjaan tersebut. Walaupun seseorang telah mengikuti pendidikan untuk sesuatu pekerjaan, tetapi dalam praktek masih harus banyak belajar dan mengenbangkan diri.
g.      Bertanggung jawab sebagai warga masyarakat dan warga Negara.
Seorang dewasa muda harus mampu membina hubungan social dengan sesame warga masyarakat. Selain itu ia dituntut mematuhi semua peraturan, Ketentuan, dan nilai yang ada dalam masyarakat, ia juga dituntut untuk turut memelihara dan mengawasinya. Ia juga dituntut untuk turut berpartisipasi dalam kegiatan-kegiatan kemasyarakatan.
h.      Menentukan persahabatan dalam kelompok social
Dimasyarakat terdapat berbagai kelompok social, Seperti kelompok etnis, Agama, budaya, profesi, hobi, dan lain-lain. Seoarang dewasa muda dituntut untuk dapat hidup dalam bebagai kelompok social tersebut dengan harmonis.

5.     Tugas-tugas perkembangan masa dewasa dan lanjut usia
Tugas-tugas perkembangan pada masa ini merupakan pengembangan lebih lanjut dan pematangan dari tugas-tugas perkembangan pada masa dewasa muda. Pada akhir masa dewasa, Realisasi dari semua tugas perkembangan tersebut mencapai puncaknya, dan masing-masing memperlihatkan bentuk dan hasilnya yang khas. Pada masa lansia, Apa yang dicapai pada masa usia dewasa mungin tetap dipertahankan, tetapi beberapa hal lain mungkin mulai menurun bahkan menghilang. Tugas baru yang masih berkembang adalah kesiapan menghadapi status pension, Penuruan kekuasaan, Penurunan kemampuan dan kekuasaan fisik serta menghadapu kematian.
Tugas-tugas perkembangan pada masa dewasa adalah sebagai berikut :
a.       Memiliki tanggung jawab social dan kenegaraan sebagai seorang dewasa.
b.      Mengembangkan dan memelihara standar kehidupan ekonomi.
c.       Membimbing anak dan remaja agar menjadi orang dewasa yang bertanggung jawab dan berbahagia.
d.      Mengembangakn kegiatan-kegiatan waktu senggang sebagai orang dewasa, Hubungan dengan pasangan-pasangan kelurga lain sebagai pribadi.
e.       Menerima dan menyrsuaikan diri dengan perubahan-perubahan fisik sebagai orang setengah baya.
f.       Menyesuaikan diri dengan kehidupan sebagai orang tua yang ertambah tua.
Sedangkan tugas tugas perkembangan usia lanjut sebgai berikut:
a.       Menyesuaikan diri dengan kondisi fisik dan kesehatan yang semakin menurun.
b.      Menyesuaikan diri dengan situasi pensiun dan penghasilan yang semakin berkurang.
c.       Menyesuaikan diri dengan kematian dari pasangan hidup.
d.      Membina hubungan dengan sesama usia lanjut.
e.       Memenuhi kewajiban kewajban sosial dan kenegaraan secara luwes.
f.       Kesiapan menghadapi kematian.[7]

6.     Tujuan tugas perkembangan
ü  Petunjuk untuk mengetahui apa yang diharapkan masyarakat dari individu pada usia tertentu.
ü  Memberi motivasi untuk melakukan apa yang diharapkan oleh kelompok sosial tertentu.
ü  Karena bertahap, tugas perkembangan menunjukan apa yang akan dihadapi dan tindakan yang diharapkan pada perkembangan berikutnya.[8]

7.     Bahaya tugas perkembangan
a.      Harapan-harapan yang kurang tepat, baik individu sendiri maupun lingkungan sosial mengharapkan perilaku yang tidak mungkin untuk dikuasai dalam perkembangan saat itu, Mungkin karena keterbatasan kemampuan fisik dan psikologis.
b.      Melangkahi tahap tertentu dalam perkembangan sebagai akibat kegagalan menguasai tugas-tugas tertentu. Yang mungkin saja hal ini akan membawa ketegangan dan tekanan kondisional.
c.       Terjadi “krisis” yang dialami individu ketika melewati satu tingkatan ketingkatan yang lain. Sekalipin individu berhasil menguasai tugas pada suatu tahap secara baik, namun keharusan menguasai sekelompok tugas-tugas baru secara tepat untuk tahap berikutnya akan membawa ketegangan dan tekanan yang dapat membawa pada suatu krisis. Misalnya, Seseorang yang masa kerjanya akan berkhir, Sering mengalami “krisis pensiun” dimana ia merasa bahwa prestise dan kepuasan pribadi yang berhubungan dengan pekerjaan akan berakhir.[9]
                                        

                                       























                                         BAB III
                                  PENUTUP
A.         Kesimpulan
Tugas perkembangan adalah sesuatu tugas yang timbul pada periode tertentu dalam kehidupan seseorang. Tugas-tugas perkembangan ini berkaitan dengan sikap, Perilaku, atau keterampilan yang sayogyanya dimiliki oleh individu, sesuai dengan usia atau fase perkembangannya.
Tugas perkembangan berasal dari tiga jenis sumber, Yaitu:
Pertama adalah tugas yang berasal dari pertumbuhan fisik. Kedua, ada tugas-tugas yang berasal dari kematangan kepribadian. Yang ini terkait dengan pertumbuhan sistem nilai dan aspirasi. Selanjutnya, jenis tugas perkembangan ketiga adalah tugas yang berasal dari tuntutan masyarakat.
Tugas-tugas perkembangan Masa bayi sampai Lansia Meliputi :
1.      Tugas-tugas perkembngan masa bayi dan kanak-kanak awal
2.      Tugas-tugas perkembangan masa kanak-kanak terakhir (Masa sekolah)
3.      Tugas-tugas Perkembangan Remaja dan Pengukurannya
4.      Tugas-tugas perkembangan masa dewasa muda
5.      Tugas-tugas perkembangan masa dewasa dan lanjut usia
Tujuan tugas perkembangan :
ü  Petunjuk untuk mengetahui apa yang diharapkan masyarakat dari individu pada usia tertentu.
ü  Memberi motivasi untuk melakukan apa yang diharapkan oleh kelompok sosial tertentu.
Bahaya tugas-tugas perkembangan :
ü  Harapan-harapan yang kurang tepat, baik individu sendiri maupun lingkungan sosial.
ü Melangkahi tahap tertentu dalam perkembangan sebagai akibat kegagalan menguasai tugas-tugas tertentu.                                    
                               DAFTAR PUSTAKA

Sartikca, itha ( 20 februari 2016). ”Pengertian dan Sumber tugas Pengembangan”,                http://ithasarticka91.blogspot.co.id
Rochmah, Yuliani (2005)  Psikologi perkembangan, Cetakan I. Yogyakarta: TERAS
Indra (21 februari 2016). ”Tugas-tugas tentang perkembangan masa remaja”,             http://indratambakberas28.blogspot.co.id
Theboxofife (21 februari 2016)  “Makalah tentang ‘Tujuan tugas perkembangan”, http://theboxoflife.blogspot.co.id
 “Bahaya tentang tugas-tugas perkembangan”, http://www.plengdut.com/2014/05




                                                            



[1]itha sarticka, ”Makalah tentang Pengertian dan Sumber tugas Pengembangan”, http://ithasarticka91.blogspot.co.id (Diakses pada tanggal 20 februari 2015)

[2] Elvi yuliani Rochmah, Psikologi perkembangan, Cetakan I (Yogyakarta: TERAS 2005) halaman 61

[3]Itha sartika, “Makalah tentang pengertian dan sumber tugas perkembangan”, http://ithasartika91.blogspot.co.id (Diakses pada tanggal 20 februari 2016)
                                                            
[4]Elvi yuliani Rochmah, Psikologi perkembangan, Cetakan I (Yogyakarta: TERAS 2005) halaman 63-70
[5]Indra, “Makalah tentang, “Tugas-tugas tentang perkembangan masa remaja”, http://indratambakberas28.blogspot.co.id (Diakses pada tanggal 21 februari 2016)
[6] Elvi yuliani Rochmah, Psikologi perkembangan, Cetakan I (Yogyakarta: TERAS 2005) halaman 80-83
[7] Ibid
[8] Theboxofife, “Makalah tentang ‘Tujuan tugas perkembangan”, http://theboxoflife.blogspot.co.id (Diakses pada tanggal 21 februari 2016)

[9] Makalah tentang, “Bahaya tentang tugas-tugas perkembangan”, http://www.plengdut.com/2014/05 (Diakses pada tnggal 21 februari 2016)


0 komentar:

Post a Comment