BAB
BERSUCI
(Thahârah;
Cleaning before Praying)
1. KOLAM WUDLU TERKOTAK-KOTAK
Kolam tempat wudlu, adakalanya
memanjang dengan beberapa sekat pemisah dan di tengahnya dibuatkan lubang kecil
sebagai penghubung, sehingga berbentuk kotak-kotak. Apakah ukuran dua qullah
atau tidaknya dihitung perkotak, karena dianggap pisah-pisah ataukah semuanya
dianggap satu tempat?
Jawab: Semuanya dianggap satu tempat,
jika air yang terdapat pada salah satu kotak digerakkan, maka air pada kotak
yang lain ikut bergerak.
Referensi:
& حاشية الجمل الجزء 1 صحـ : 40 مكتبة
دار الفكر
وَيُعْتَبَرُ فِي الْقُلَّتَيْنِ قُوَّةُ
التَّرْدَادِ فَلَوْ كَانَ الْمَاءُ فِي حُفْرَتَيْنِ فِي كُلِّ حُفْرَةٍ قُلَّةٌ
وَبَيْنَهُمَا اتِّصَالٌ مِنْ نَهْرٍ صَغِيرٍ غَيْرَ عَمِيْقٍ فَوَقَعَ فِي إحْدَى
الْحُفْرَتَيْنِ نَجَاسَةٌ قَالَ اْلإِمَامُ فَلَسْتُ أَرَى أَنَّ مَا فِي
الْحُفْرَةِ اْلأُخْرَى دَافِعٌ لِلنَّجَاسَةِ - إلى أن قال - وَقَوْلُهُ
وَبَيْنَهُمَا اتِّصَالٌ مِنْ نَهْرٍ صَغِيرٍ غَيْرِ عَمِيقٍ وَضَابِطُ غَيْرِ
الْعَمِيْقِ أَنْ يَكُوْنَ بِحَيْثُ لَوْ حُرِّكَ مَا فِي إحْدَى الْحُفْرَتَيْنِ لاَ
يَتَحَرَّكُ مَا فِي اْلأُخْرَى وَمِنْهُ يُعْلَمُ حُكْمُ حِيَاضِ اْلأَخْلِيَةِ
إذَا وَقَعَ فِي وَاحِدٍ مِنْهَا نَجَاسَةٌ فَإِنَّهُ إنْ كَانَ لَوْ حُرِّكَ
وَاحِدٌ مِنْهَا تَحَرَّكَ وَاحِدٌ مِنْهَا وَهَكَذَا إلَى اْلآخَرِ لاَ يُحْكَمُ
بِالتَّنْجِيْسِ عَلَى مَا وَقَعَتْ فِيهِ النَّجَاسَةُ وَلاَ عَلَى غَيْرِهِ وَإِلاََّ
حُكِمَ بِنَجَاسَةِ الْجَمِيْعِ وَيُصَرِّحُ بِذَلِكَ قَوْلُ سم عَلَى حج
الْوَجْهُ أَنْ يُقَالَ بِاْلاكْتِفَاءِ بِتَحَرُّكِ كُلِّ مُلاَصِقٍ بِتَحْرِيْكِ
مُلاَصِقِهِ وَإِنْ لَمْ يَتَحَرَّكْ بِتَحْرِيْكِ غَيْرِهِ إذَا بَلَغَ
الْمَجْمُوعُ قُلَّتَيْنِ اهـ أَقُولُ وَيَنْبَغِي اْلاكْتِفَاءُ بِالتَّحَرُّكِ
وَلَوْ كَانَ غَيْرَ عَنِيْفٍ وَإِنْ خَالَفَ غَيْرُهُ فِي حَوَاشِيْ شَرْحِ
الْبَهْجَةِ فَرَاجِعْهُ ا
2. BAU AIR BERUBAH AKIBAT BERSANDING
BANGKAI
Bangkai tikus yang sudah membusuk, akan mengeluarkan bau
yang sangat menyengat. Bau tak sedap itu, akan menyebar ditempat-tempat sekelilingnya.
Bahkan air yang tidak jauh dari bangkaipun, baunya ikut berubah karenanya. Apakah
perubahan air akibat berdampingan dengan bangkai berdampak terhadap kesuciannya?
Jawab: Tidak,
yakni airnya tetap suci mensucikan.
Referensi:
& حاشية البجيرمي على الخطيب الجزء 1 صحـ
: 90 مكتبة دار الفكر
قَوْلُهُ ( بِسَبَبِ النَّجَاسَةِ ) اْلأَوْلَى
بِاتِّصَالِ النَّجَاسَةِ لِيَخْرُجَ بِذَلِكَ مَا لَوْ تَغَيَّرَ بِجِيْفَةٍ
عَلَى الشَّطِّ فَإِنَّ ذَلِكَ التَّغَيُّرَ بِسَبَبِهَا وَمَعَ ذَلِكَ لاَ يَضُرُّ
اهـ اج .
3. STATUS BUSA AIR KENCING
Sering kita temui, ketika seseorang
kencing di sungai, permukaan air mengeluarkan busa. Tak jarang busa tersebut mengenai pada betis atau
celana. Bagaimana status busa tersebut?
Jawab: Suci, selagi busa tersebut tidak dipastikan bagian dari
air kencing.
Referensi:
& حاشية الجمل الجزء 1 صحـ : 40 مكتبة
دار الفكر
وَلَوْ بَالَ فِي الْبَحْرِ مَثَلاً
فَارْتَفَعَتْ مِنْهُ رَغْوَةٌ فَهِيَ طَاهِرَةٌ كَمَا أَفْتَى بِهِ الْوَالِدُ
رَحِمَهُ اللَّهُ تَعَالَى ِلانَّهَا بَعْضُ الْمَاءِ الْكَثِيْرِ خِلاَفًا لِمَا
فِي الْعُبَابِ وَيُمْكِنُ حَمْلُ كَلاَمِ الْقَائِلِ بِنَجَاسَتِهَا عَلَى
تَحَقُّقِ كَوْنِهَا مِنَ الْبَوْلِ اهـ
4. FENOMENA BUANG HAJAT DI SUNGAI
Buang air besar di sungai, merupakan
tradisi masyarakat pedesaan. Hal ini menimbulkan masalah tersendiri, ketika pantulan
air menyebar kemana-mana disaat jatuhnya kotoran ke sungai. Najiskah percikan
air tersebut?
Jawab: Tidak.
Referensi:
& فتح المعين هامش إعانة الطالبين الجزء
1 صحـ : 42 مكتبة دار الفكر
وَلَوْ طُرِحَتْ فِيْهِ بَعْرَةٌ فَوَقَعَتْ مِنْ أَجْلِ الطَّرْحِ قَطْرَةٌ
عَلَى شَيْئ ٍلَمْ تُنَجِّسْهُ اهـ
5. WUDLU DI SUNGAI YANG ADA KOTORAN
MANUSIA
Sungai-sungai di pedesaan,
kegunaanya sangat multi fungsi. Disamping digunakan sebagai mandi dan mencuci
dan juga sungai tersebut dimanfaatkan sebagai tempat berak. Akibatnya,
seringkali kita temukan kotoran-kotoran manusia terapung bak perahu yang sedang
berlayar. Apakah ketika berwudlu, posisi kita harus menjauh dari benda najis
terdebut?
Jawab: Tidak harus menjauh, karena
air yang lebih dari dua qullah, tetap suci selama tidak berubah.
Referensi:
&
المجموع الجزء 1 صحـ : 192 مكتبة مطبعة المنيرية
وَأَمَّا الْمَسْأَلَةُ الثَّانِيَةُ
وَهِيَ إذَا كَانَ الْمَاءُ أَكْثَرَ مِنْ قُلَّتَيْنِ وَفِيهِ نَجَاسَةٌ
جَامِدَةٌ فَقَدْ ذَكَرَ وَجْهَيْنِ ( الصَّحِيحُ مِنْهُمَا ) أَنَّهُ لاَ يَجِبُ
التَّبَاعُدُ بَلْ تَجُوزُ الطَّهَارَةُ مِنْهُ مِنْ حَيْثُ شَاءَ ( وَالثَّانِيْ
) يَجِبُ التَّبَاعُدُ عَنِ النَّجَاسَةِ بِقَدْرِ قُلَّتَيْنِ وَهَذَا الْخِلاَفُ
مَشْهُورٌ فِي الطَّرِيقَتَيْنِ لَكِنْ الْعِرَاقِيُّوْنَ وَالْبَغَوِيُّ حَكَوْهُ
وَجْهَيْنِ كَمَا حَكَاهُ الْمُصَنِّفُ – إلى أن قال - وَأَمَّا إذَا قُلْنَا لاَ
يُشْتَرَطُ التَّبَاعُدُ فَلَهُ أَنْ يَتَطَهَّرَ مِنْ أَيِّ مَوْضِعٍ شَاءَ
مِنْهُ هَكَذَا صَرَّحَ بِهِ اْلأَصْحَابُ وَاتَّفَقُوْا عَلَيْهِ اهـ
6. AIR MUTANAJJIS NETRAL
KEMBALI
Air dua qullah setatusnya
menjadi mutanajjis bila salah satu dari sifatnya berubah akibat terkena
benda najis. Baik yang berubah berupa bau, rasa ataupun warnanya. Jika
perubahan tersebut hilang dengan sendirinya, apakah bisa kembali suci
mensucikan?
Jawab: Ya, dapat suci mensucikan
kembali. Karena penyebab najisnya sudah hilang.
Referensi:
& تحفة المحتاج في شرح المنهاج الجزء 1
صحـ : 86 مكتبة دار إحياء التراث العربي
( فَإِنْ زَالَ تَغَيُّرُهُ بِنَفْسِهِ )
بِأَنْ لَمْ يَنْضَمَّ إلَيْهِ شَيْءٌ كَأَنْ طَالَ مُكْثُهُ ( أَوْ بِمَاءٍ )
انْضَمَّ إلَيْهِ وَلَوْ مُتَنَجِّسًا أَوْ أُخِذَ مِنْهُ وَالْبَاقِي كَثِيرٌ
بِأَنْ كَانَ اْلإِنَاءُ مُنْخَنِقًا بِهِ فَزَالَ انْخِنَاقُهُ وَدَخَلَهُ الرِّيْحُ
وَقَصَرَهُ أَوْ بِمُجَاوِرٍ وَقَعَ فِيهِ أَيْ أَوْ بِمُخَالِطٍ تَرَوَّحَ بِهِ
كَمَا هُوَ ظَاهِرٌ مِمَّا يَأْتِي فِي نَحْوِ زَعْفَرَانٍ لاَ طَعْمَ وَلاَ رِيحَ
( طَهُرَ ) لِزَوَالِ سَبَبِ التَّنَجُّسِ
7. AIR SEDIKIT TERKENA NAJIS TAPI
TIDAK BERUBAH
Sungguh memperihatinkan
kehidupan orang-orang yang berada di daerah yang kekeringan. Untuk mendapatkan
air satu ember saja mereka harus rela menunggu hingga berjam-jam. Bahkan saking
sulitnya mendapatkan air, mereka sampai tidak menghiraukan dalam mengambil air
tersebut. Sehingga tak jarang air yang mereka bawa terkena percikan-percikan
air yang jatuh ke tanah. Adakah ulama’ dari kalangan Syafi'iyyah yang
berpendapat, bahwa air sedikit ketika terkena najis tetap suci mensucikan?
Jawab: Ada. Yaitu pendapat Imam Ibn
al-Mundzir, al-Ghazâly dan ar-Rûyâni. Asalkan air yang terkena najis tersebut
tidak berubah.
Referensi:
& شرح البهجة الوردية الجزء 1 صحـ : 30
مكتبة مطبعة الميمنية
وَقِيْلَ لاَ يَنْجُسُ كَثِيْرُ الْمَاءِ وَلاَ
قَلِيْلُهُ إلاَّ بِالتَّغَيُّرِ حَكَاهُ فِي الْمَجْمُوْعِ عَنْ طَائِفَةٍ مِنَ
الصَّحَابَةِ وَغَيْرِهِمْ وَاخْتَارَهُ ابْنُ الْمُنْذِرِ وَالْغَزَالِيُّ فِي
اْلإِحْيَاءِ وَالرُّوْيَانِيُّ فِي كِتَابَيْهِ الْبَحْرِ وَالْحِلْيَةِ قَالَ
فِي الْبَحْرِ هُوَ اخْتِيَارِيْ وَاخْتِيَارُ جَمَاعَةٍ رَأَيْتُهُمْ
بِخُرَاسَانَ وَالْعِرَاقِ قَالَ فِي الْمَجْمُوعِ بَعْدَ حِكَايَةِ الْمَذَاهِبِ
فِي مِقْدَارِ الْمَاءِ الَّذِي لاَ يَنْجُسُ هَذَا الْمَذْهَبُ أَصَحُّ
الْمَذَاهِبِ بَعْدَ مَذْهَبِنَا اهـ
8. AIR MUSTA’MAL BOLEH
DIPAKAI
Air
musta’mal adalah air yang sudah digunakan untuk menghilangkan najis ataupun
hadast dan hukumnya suci namun tidak bisa dibuat bersuci lagi. Adakah pendapat
yang memperbolehkan air musta’mal dibuat bersuci kembali, mengingat di
desa-desa yang kekeringan sulit mendapatkan air untuk bersuci?
Jawab: Ada, yaitu pendapat Imam
Zuhry, Imam Mâlik dan Imam al-Auzâ’I serta pendapat Imam Ibn al-Mundzir.
Referensi:
& المجموع شرح المهذب الجزء 1 صحـ : 206
مكتبة مطبعة المنيرية
وَأَمَّا الْمَسْأَلَةُ الثَّانِيَةُ وَهِيَ
كَوْنُهُ لَيْسَ بِمُطَهِّرٍ فَقَالَ بِهِ أَيْضًا أَبُو حَنِيفَةَ وَأَحْمَدُ
وَهُوَ رِوَايَةٌ عَنْ مَالِكٍ وَلَمْ يَذْكُرِ ابْنُ الْمُنْذِرِ عَنْهُ غَيْرَهَا
وَذَهَبَ طَوَائِفُ إلَى أَنَّهُ مُطَهِّرٌ وَهُوَ قَوْلُ الزُّهْرِيِّ وَمَالِكٍ
وَاْلأَوْزَاعِيِّ فِي أَشْهَرِ الرِّوَايَتَيْنِ عَنْهُمَا وَأَبِيْ ثَوْرٍ
وَدَاوُدَ قَالَ ابْنُ الْمُنْذِرِ وَرُوِيَ عَنْ عَلِيٍّ وَابْنِ عُمَرَ وَأَبِيْ
أُمَامَةَ وَعَطَاءٍ وَالْحَسَنِ وَمَكْحُوْلٍ وَالنَّخَعِيِّ أَنَّهُمْ قَالُوْا
فِيمَنْ نَسِيَ مَسْحَ رَأْسِهِ فَوَجَدَ فِي لِحْيَتِهِ بَلَلاً يَكْفِيْهِ
مَسْحُهُ بِذَلِكَ الْبَلَلِ قَالَ ابْنُ الْمُنْذِرِ وَهَذَا يَدُلُّ عَلَى
أَنَّهُمْ يَرَوْنَ الْمُسْتَعْمَلَ مُطَهِّرًا قَالَ وَبِهِ أَقُولُ اهـ
9. SEMUT DALAM MINUMAN
Dimana ada gula pasti disana
ada semut, itulah alasan sulitnya terhindar dari bangkainya semut. Sehingga
saat memasukkan gula untuk membuat secangkir teh atau kopi, bangkainya semut
sering terbawa dan mengambang dalam sebuah minuman. Apakah masuknya bangkainya
semut dalam kasus diatas dapat menajiskan?
Jawab:
Tidak menajiskan, karena bangkai tersebut hanya terbawa, bukan sengaja
dimasukkan.
Referensi:
& حاشية الجمل الجزء 1 صحـ : 35 مكتبة
دار الفكر
وَلَوْ وَقَعَ ذُبَابٌ فِي مَائِعٍ وَلَمْ
يُغَيِّرْهُ فَصُبَّ عَلَى مَائِعٍ آخَرَ لَمْ يُؤَثِّرْ فِيهِ كَمَا هُوَ ظَاهِرٌ
لِطَهَارَتِهِ الْمُسَبِّبَةِ عَنْ مَشَقَّةِ اْلاحْتِرَازِ اهـ أَقُولُ ظَاهِرُهُ
وَإِنْ كَانَ الصَّبُّ قَبْلَ نَزْعِ الذُّبَابِ مِنْ الْمَصْبُوبِ وَلَيْسَ
بِبَعِيْدٍ وَإِنْ قُلْنَا إنَّهُ يَضُرُّ إلْقَاءُ الذُّبَابِ مَيِّتًا ِلانَّ اْلإِلْقَاءَ
تَابِعٌ ِلإلْقَاءِ الْمَائِعِ لاَ مَقْصُوْدٌ اهـ
10. BANGKAI NYAMUK DIKELUARKAN JATUH
KEMBALI
Biasanya minuman yang tidak
tertutup, banyak kemasukan hewan-hewan kecil, seperti; nyamuk, semut atau yang
lain, bahkan terkadang sampai mati di dalamnya. Akibatnya sebelum menikmati
minuman tersebut terlabih dahulu harus mengeluarkan bangkainya hewan. Apakah bangkai hewan yang saat dikeluarkan jatuh
kembali ke sebuah minuman tetap di-ma’fu?
Jawab: Ya, tetap di-ma'fu
(tidak menajiskan).
Referensi:
& حاشية البجيرمي على الخطيب الجزء 1 صحـ
: 324 مكتبة دار الفكر
يُعْفَى عَنْ تَصْفِيَةِ مَا هِيَ
فِيهِ بِنَحْوِ خِرْقَةٍ وَعَنْ وُقُوْعِهَا عِنْدَ نَزْعِهَا بِأُصْبُعٍ أَوْ
عُودٍ وَإِنْ تَكَرَّرَ اهـ
11. AIR AQUARIUM TERDAPAT KOTORAN
IKAN
Aquarium dengan beraneka ragam
ikan hias, merupakan pilihan tepat untuk menghiasi ruang tamu. Tak jarang
aquarium tersebut banyak terdapat kotoran ikannya. Bagaimana status air aquarium
yang terdapat kotoran ikan?
Jawab: Hukumnya mutanajjis,
karena tujuan hiasan tidak termasuk hajat.
Referensi:
& تحفة المحتاج الجزء 1 صحـ : 89 مكتبة
دار إحياء التراث العربي
( قَوْلُهُ وَرَوْثٍ إلَخْ ) عِبَارَةُ
النِّهَايَةِ وَعَنْ رَوْثِ نَحْوِ سَمَكٍ لَمْ يَضَعْهُ فِي الْمَاءِ عَبَثًا
وَأَلْحَقَ اْلأَذْرَعِيُّ بِهِ مَا نَشْؤُهُ مِنْ الْمَاءِ وَالزَّرْكَشِيُّ مَا
لَوْ نَزَلَ طَائِرٌ وَإِنْ لَمْ يَكُنْ مِنْ طُيُوْرِ الْمَاءِ وَذَرَقَ فِيهِ
أَوْ شَرِبَ مِنْهُ وَعَلَى فَمِهِ نَجَاسَةٌ وَلَمْ تَتَخَلَّلْ عَنْهُ اهـ قَالَ
ع ش قَوْلُهُ عَبَثًا وَمِنَ الْعَبَثِ مَا لَوْ وُضِعَ فِيهِ لِمُجَرَّدِ
التَّفَرُّجِ عَلَيْهِ فِيْمَا يَظْهَرُ وَلَيْسَ مِنْهُ مَا يَقَعُ كَثِيْرًا
مِنْ وَضْعِ السَّمَكِ فِي اْلآبَارِ وَنَحْوِهَا ِلأَ كْلِ مَا يَحْصُلُ فِيْهَا
مِنْ الْعَلَقِ وَنَحْوِهِ حِفْظًا لِمَائِهَا عَنِ اْلاسْتِقْذَارِ اهـ
12. AIR KOLAM BERUBAH KARENA
KEJATUHAN DAUN
Karena terlalu banyaknya dedaunan yang berjatuhan di kolam, warna airnya
berubah kehijau-hijauan. Bahkan perubahan tersebut sampai berdampak pada
rasanya, akibat membusuknya dedaunan yang terendam di kolam tersebut. Bolehkah
air itu dibuat bersuci?
Jawab: Tetap diperbolehkan, karena hal tersebut sulit
dihindarkan.
Referensi:
& كفاية الأخيار صحـ : 10 مكتبة دار
إحياء الكتب العرابية
وَلَوْ تَغَيَّرَ الْمَاءُ بِأَوْرَاقِ اْلأَشْجَارِ
الْمُتَنَاثِرَةِ بِنَفْسِهَا إِنْ لَمْ تَتَفَتَّتْ فِي الْمَاءِ فَهُوَ طَهُوْرٌ
عَلَى اْلأَظْهَرِ وَإِنْ تَفَتَّتَتْ وَاخْتَلَطَتْ فَأَوْجُهٌ الأَصَحُّ أَنَّهُ
بَاقٍ عَلَى طَهُوْرِيَّتِهِ لِعُسْرِ اْلاحْتِرَازِ عَنْهَا اهــ
13. AIR TERCAMPUR MINYAK
Karena banyaknya kecampuran dengan sejenis minyak, baik berupa minyak
wangi, minyak tanah atau minyak goreng, salah satu dari sifatnya air ada yang berubah.
Bahkan perubahan tersebut sangat kentara banget. Apakah perubahan air akibat kejaruhan
minyak dapat merubah status hukumnya?
Jawab: Tidak merubah,
yakni tetap suci mensucikan. Sebab perubahan tersebut hanya terpengaruh oleh
aroma. Karena minyak termasuk benda mujâwir (benda yang tidak bisa larut
dengan air), bukan benda mukhâlit yang bisa menyatu dengan air.
Referensi:
& أسنى المطالب الجزء 1 صحـ : 8 مكتبة دار الكتب الإسلامي
( وَلاَ ) يَضُرُّ تَغَيُّرٌ ( كَثِيرٌ
بِمُجَاوِرِهِ ) أَيِ الْمَاءِ ( كَعُودٍ وَدُهْنٍ ) وَلَوْ مُطَيَّبَيْنِ (
وَكَافُورٍ صَلْبٍ ) ِلانَّ تَغَيُّرَهُ بِذَلِكَ لِكَوْنِهِ تَرَوُّحًا لاَ يَمْنَعُ إطْلاَقَ اْلاسْمِ عَلَيْهِ اهـ
14. PERUBAHAN YANG BISA
MENGHILANGKAN KEMUTLAKAN AIR
Dalam literatur kutubussalaf
dijelaskan, bahwa air mutaghayyir adalah air yang salah satu sifatnya
berubah sampai menghilangkan kemutlakan nama air dan hukumnya suci tapi tidak
mensucikan. Kendati demikian, masih ada beberapa hal yang perlu ketegasan
terkait keterangan diatas. Diantaranya adalah batasan hilang dan tidaknya
sebuah kemutlakan nama air. Sejauh mana perubahan bisa dikatakan “menghilangkan
kemutlakan nama air”?
Jawab: Sekira ketika air tercampur dengan
sesuatu, bentuk perubahannya banyak dan air tidak akan disebut, kecuali dengan
sebutan yang mengikat, seperti; air teh, air kuah, air susu, atau semacamnya.
Berbeda jika perubahannya sedikit. Sehingga hanya disebut dengan air yang berbau
susu atau bau teh.
Referensi:
& الأم الجزء 1 صحـ : 21 مكتبة دار
المعرفة
( قَالَ ) وَإِذَا وَقَعَ فِي الْمَاءِ شَيْءٌ
حَلاَلٌ فَغَيَّرَ لَهُ رِيحًا أَوْ طَعْمًا
وَلَمْ يَكُنِ الْمَاءُ مُسْتَهْلَكًا فِيهِ فَلاَ بَأْسَ أَنْ يَتَوَضَّأَ
بِهِ وَذَلِكَ أَنْ يَقَعَ فِيهِ الْبَانُ أَوْ الْقَطِرَانُ فَيَظْهَرُ رِيحُهُ
أَوْ مَا أَشْبَهَهُ وَإِنْ أُخِذَ مَاءٌ فَشِيبَ بِهِ لَبَنٌ أَوْ سَوِيْقٌ أَوْ
عَسَلٌ فَصَارَ الْمَاءُ مُسْتَهْلَكًا فِيهِ لَمْ يُتَوَضَّأْ بِهِ ِلانَّ
الْمَاءَ مُسْتَهْلَكٌ فِيهِ إنَّمَا يُقَالُ لِهَذَا مَاءُ سَوِيْقٍ وَلَبَنٍ
وَعَسَلٍ مَشُوْبٌ اهـ
15. AIR KERUH JERNIH KEMBALI KARENA
KAPORIT
Di zaman yang serba canggih
ini, semuanya harus praktis, higienis, dan innovative. Air yang semula keruh,
menjadi jernih kembali, hanya dengan memasukkan zat tertentu seperti kaporit.
Apakah air tersebut dapat digunakan bersuci?
Jawab: Ya, dapat digunakan bersuci.
Referens:
& قرة العين بفتاوى إسمعيل الزين صحـ : 47
فَالْجَوَابُ وَاللهُ الْمُوَفِّقُ لِلصَّوَابِ
أَنَّ تَغَيُّرَ اْلمَاءِ بِالْكَدُوْرَاتِ وَنَحْوِهَا مِنَ اْلأَشْيَاءِ الطََّاهِرَةِ لاَ يَسْلُبُ طَهُوْرِيَّتَهُ وَإِنْ تَغَيَّرَ
رِيْحُهُ فَيَبْقَى طَاهِرًا مُطَهِّرًا عَلَى اْلأَصْلِ وَإِذَا عُوْلِجَ بِمَا
ذُكِرَ فِي السُؤَالِ مِنَ اْلأَدْوِيَّةِ لِتَصْفِيَّتِهِ كَانَ ذَلِكَ نَوْعَ
تَرَفُّهٍ ِلأجْلِ التَنْظِيْفِ لاَ ِلأَجْلِ التَّطْهِيْرِ بِشَرْطِ أَنْ
تَكُوْنَ تِلْكَ اْلأَدْوِيَةُ غَيْرَ نَجِسَةٍ وَحِيْنَئِذٍ فَيَصِحُّ الْوُضُوْءُ
وَسَائِرُ أَنْوَاعِ الطَّهَارَةِ بِالْمَاءِ الْمَذْكُوْرِ قَبْلَ الْمُعَالَجَةِ
أَوْ بَعَدَهَا اهـ
16. WARNA AIR KOLAM BERUBAH WARNA
Air kolam yang lama tidak
terpakai, biasanya warnanya berubah. Bahkan sampai kehijau-hijauan, apalagi
kalau ada lumutnya. Apakah air tersebut masih bisa dibuat sesuci?
Jawab: Tetap mensucikan.
Referensi:
& نهاية المحتاج إلى شرح المنهاج الجزء
1 صحـ : 67 مكتبة دار الفكر
( وَلاَ مُتَغَيِّرٌ بِمُكْثٍ ) بِتَثْلِيْثِ
مِيْمِهِ مَعَ إسْكَانِ كَافِهِ وَإِنْ فَحُشَ لِْلإِجْمَاعِ قَالَ الْعُمْرَانِيُّ وَلاَ تُكْرَهُ الطَّهَارَةُ بِهِ (
وَطِيْنٍ وَطُحْلُبٍ ) بِضَمِّ أَوَّلِهِ مَعَ ضَمِّ ثَالِثِهِ أَوْ فَتْحِهِ
شَيْءٌ أَخْضَرُ يَعْلُو الْمَاءَ مِنْ طُوْلِ الْمُكْثِ وَلاَ فَرْقَ بَيْنَ أَنْ
يَكُونَ بِمَقَرِّ الْمَاءِ وَمَمَرِّهِ أَوْ لاَ نَعَمْ إنْ أُخِذَ وَدُقَّ ثُمَّ
طُرِحَ ضَرَّ لِكَوْنِهِ مُخَالِطًا مُسْتَغْنًى عَنْهُ اهـ
17. RAGU-RAGU TENTANG PERUBAHAN AIR
Telah disebutkan, bahwa ketika perubahan sifat air sangat
dominan, sehingga menghilangkan sifat mutlaknya air, maka air tidak mensucikan
lagi. Bagaimana jika ragu-ragu mengenai banyak sedikitnya perubahan air
tersebut?
Jawab: Tetap mensucikan, karena hukum asal air tersebut adalah
suci. Dan hukum asal, tidak akan berubah hanya dengan sekedar keraguan.
Referensi:
& مغني المحتاج إلى معرفة ألفاظ
المنهاج الجزء 1 صحـ : 119 مكتبة دار
الكتب العلمية
( وَلاَ يَضُرُّ تَغَيُّرٌ ) يَسِيْرٌ
بِطَاهِرٍ ( لاَ يَمْنَعُ اْلاسْمَ ) لِتَعَذُّرِ صَوْنِ الْمَاءِ عَنْهُ
وَلِبَقَاءِ إطْلاَقِ اسْمِ الْمَاءِ عَلَيْهِ وَكَذَلِكَ لَوْ شَكَّ فِي أَنَّ
تَغَيُّرَهُ كَثِيرٌ أَوْ يَسِيرٌ نَعَمْ إنْ تَغَيَّرَ كَثِيرًا ثُمَّ شَكَّ فِي
أَنَّ التَّغَيُّرَ اْلآنَ يَسِيْرٌ أَوْ كَثِيرٌ لَمْ يَطْهُرْ عَمَلاً بِاْلأَصْلِ
فِي الْحَالَتَيْنِ قَالَ اْلأَذْرَعِيُّ اهـ
18. AIR REBUSAN
Seperti biasa, sebelum air
sumur mau dikonsumsi terlebih dahulu harus direbus sampai mendidih. Karena air
tersebut sudah khusus untuk diminum, akhirnya masyarakat menganggap air itu
tidak boleh digunakan untuk bersuci. Apakah air yang sudah direbus untuk dijadikan minuman tetap berstatus
air mutlak, sehingga bisa untuk mensucikan?
Jawab: Ya.
Referensi:
& الحاوى الكبير الماوردى الجزء 1 صحـ : 51 مكتبة دار الفكر
فَصْلٌ وَأَمَّا قَوْلُهُ مُسَخَّنٍ وَغَيْرِ
مُسَخَّنٍ فَسَوَاءٌ وَالتَّطَهُّرُ بِهِ جَائِزٌ فَإِنَّمَا قَصَدَ
بِالْمُسَخَّنِ أَمْرَيْنِ أَحَدُهُمَا الْفَرْقُ بَيْنَ الْمُسَخَّنِ بِالنَّارِ
وَبَيْنَ الْحَامِيْ بِالشَّمْسِ فِي أَنَّ الْمُسَخَّنَ غَيْرُ مَكْرُوهٍ
وَالْمُشَمَّسَ مَكْرُوهٌ وَالثَّانِي الرَّدُّ عَلَى طَائِفَةٍ مِنْهُمْ
مُجَاهِدٌ وَزَعَمُوْا أَنَّ الْمُسَخَّنَ بِالنَّارِ مَكْرُوْهٌ وَهَذَا غَيْرُ
صَحِيْحٍ لِمَا رُوِيَ أَنَّ عُمَرَ بْنَ الْخَطَّابِ رَضِيَ اللَّهُ عَنْهُ كَانَ
يُسَخَّنُ لَهُ الْمَاءُ فَيَسْتَعْمِلُهُ فِي الْوُضُوْءِ وَالصَّحَابَةُ
يَعْلَمُوْنَ ذَلِكَ مِنْهُ وَلاَ يُنْكِرُوْنَهُ
اهـ
19. AIR JEDING BERBAU KARENA
BANGKAI IKAN
Menaruh ikan dalam jeding, merupakan hal yang biasa dilakukan oleh
masyarakat, sebab dengan cara seperti itu, air dapat bertahan lama. Karena kotoran-kotoran
yang ditimbulkan dari air tersebut biasanya dimakan oleh ikan. Namun tak jarang
ikan tersebut mati membusuk di dalamnya. Apakah air kolam yang baunya berubah
anyir akibat bangkainya ikan tetap suci mensucikan?
Jawab: Ya tetap suci mensucikan, jika bangkai
tersebut tidak mengeluarkan cairan aroma busuk yang bisa menyatu dengan air.
Karena bangkai ikan tetap suci.
Referensi:
&
حاشية الجمل الجزء 5 صحـ : 270 مكتبة دار الفكر
( فَرْعٌ ) اسْتِطْرَادِيٌّ وَقَعَ السُّؤَالُ
عَنْ بِئْرٍ تَغَيَّرَ مَاؤُهَا وَلَمْ يُعْلَمْ لِتَغَيُّرِهِ سَبَبٌ ثُمَّ فُتِّشَ
فِيهَا فَوُجِدَ فِيهَا سَمَكَةٌ مَيِّتَةٌ وَأُحِيْلَ التَّغَيُّرُ عَلَيْهَا فَهَلِ
الْمَاءُ طَاهِرٌ أَوْ مُتَنَجِّسٌ ( وَالْجَوَابُ ) أَنَّ الظَّاهِرَ بَلْ الْمُتَعَيِّنُ
الطَّهَارَةُ ِلانَّ مَيْتَةَ السَّمَكِ طَاهِرَةٌ وَالْمُتَغَيِّرُ بِالطَّاهِرِ لاَ
يَتَنَجَّسُ ثُمَّ إنْ لَمْ يَنْفَصِلْ مِنْهَا أَجْزَاءٌ تُخَالِطُ الْمَاءَ وَتُغَيِّرُهُ
فَهُوَ طَهُورٌ ِلانَّ تَغَيُّرَهُ بِمُجَاوِرٍ وَإِلاَّ فَغَيْرُ طَهُوْرٍ إنْ كَثُرَ
التَّغَيُّرُ بِحَيْثُ يَمْنَعُ إطْلاَقَ اسْمِ الْمَاءِ عَلَيْهِ اهـ ع ش عَلَى م
ر
20. AIR JEDING BANYAK KEJATUHAN AIR
MUSTA’MAL
Sering terjadi, ketika air
jeding yang berisi dua qullah atau lebih, sedang digunakan wudlu oleh
para jama’ah, tentunya banyak air musta'mal berjatuhan masuk ke dalam jeding
lagi. Hal ini menimbulkan tanda tanya terkait bisa dan tidaknya dibuat bersuci.
Apakah air tersebut dapat digunakan kembali?
Jawab: Dapat digunakan lagi, karena
air berukuran dua qullah atau lebih tidak dapat berstatus musta’mal.
Referensi:
&
حاشية البجيرمي على الخطيب الجزء 1 صحـ : 87 مكتبة دار
الفكر
وَالْمَاءُ الْمُسْتَعْمَلُ كَمَائِعٍ
فَيُفْرَضُ مُخَالِفًا وَسَطًا لِلْمَاءِ فِي صِفَاتِهِ لاَ فِي تَكْثِيرِ
الْمَاءِ فَلَوْ ضُمَّ إلَى مَاءٍ قَلِيلٍ فَبَلَغَ قُلَّتَيْنِ صَارَ طَهُورًا
وَإِنْ أَثَّرَ فِي الْمَاءِ بِفَرْضِهِ مُخَالِفًا قَوْلُهُ ( لاَ فِيْ تَكْثِيْرِ
الْمَاءِ ) أَيْ لاَ فِي
حَالَةِ تَكْثِيرِ الْمَاءِ بِالْمَاءِ الْمُسْتَعْمَلِ بِأَنْ بَلَغَ بِهِ
قُلَّتَيْنِ فَلاَ يُفْرَضُ مُخَالِفًا ِلانَّ الْمَاءَ الْكَثِيرَ لاَ
يَتَأَثَّرُ بِاْلاسْتِعْمَالِ قَوْلُهُ (فَلَوْ ضُمَّ إلَى مَاءٍ
قَلِيلٍ إلَخْ) وَيُؤْخَذُ مِنْهُ أَنَّ مَاءَ الْفُسَاقِي الْمُعَدَّةِ اْلآنَ
لِلْوُضُوْءِ فِي الْمَسَاجِدِ وَالْمَدَارِسِ مَثَلاً طَهُوْرٌ مَعَ كَثْرَةِ
الْمَاءِ الْمُسْتَعْمَلِ الْوَاقِعِ فِيهَا بِكَثْرَةِ الْمُتَوَضِّئِيْنَ وَلاَ
نُقَدِّرُهُ مُخَالِفًا وَمَا وَقَعَ فِي الرَّوْضَةِ سَهْوٌ أَوْ نِسْيَانٌ م د اهـ
21. PERBEDAAN ANTARA MUKHÂLITH
DAN MUJÂWIR
Air yang salah satu sifatnya
berubah tidak bisa dibuat bersuci lagi, jika perubahannya akibat benda yang mukhâlith
bukan mujâwir. Apa perbedaan mukhâlith dan mujâwir
tersebut?
Jawab: Mukhâlith adalah benda yang tidak dapat dipisahkan
dari air (baca: lebur). Sedangkan mujâwir adalah kebalikannya. Hanya
saja ada benda yang selamanya mujâwir, seperti; batu. Ada yang berupa mukhâlith,
kemudian menjadi mujâwir, seperti; debu. Dan ada pula yang menjadi mujâwir,
kemudian menjadi mukhâlith, semisal daun teh.
Referensi:
&
حاشيتا قليوبي وعميرة الجزء 1 صحـ : 22 مكتبة دار إحياء
التراث العربية
قَوْلُهُ ( وَضُبِطَ الْمُجَاوِرُ
بِمَا يُمْكِنُ فَصْلُهُ وَالْمُخَالِطُ بِمَا لاَ يُمْكِنُ فَصْلُهُ ) وَهُوَ اْلأَرْجَحُ
عِنْدَ الْجُمْهُورِ أَوْ بِمَا يَتَمَيَّزُ فِي رَأْيِ الْعَيْنِ كَالتُّرَابِ
وَعَكْسُهُ الْمُخَالِطُ وَيُمْكِنُ رَدُّ أَحَدِهِمَا لِْلآخَرِ وَاعْلَمْ أَنَّ
الشَّيْءَ قَدْ يَكُونُ مُجَاوِرًا ابْتِدَاءً وَدَوَامًا كَاْلأَحْجَارِ أَوْ
دَوَامًا كَالتُّرَابِ أَوْ ابْتِدَاءً كَاْلأَشْجَارِ اهـ
b
0 komentar:
Post a Comment